Viral Pria Mengaku Matanya Tertusuk Pena di Posko PPKM Padang
Video seorang pria dengan wajah berlumuran darah viral di sosial media (medsos) Facebook hingga tersebar di sejumlah grup WhatsApp. Dalam video yang beredar, wajah pria itu tampak berdarah-darah. Dia mengaku tertusuk pena saat berada di posko pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di perbatasan Kota Padang dan Kabupaten Solok.
Dalam rekaman video, pria itu mengaku keluar dari Kota Padang untuk melihat truk miliknya yang terbalik. Lantas, dia melapor ke petugas pos PPKM untuk keluar dan akan kembali ke Padang.
"Tidak lebih dari setengah jam (lokasi truknya yang terbalik). Sampai di sini ketika saya mau balik ke rumah, saya dihambat. Ditanyanya sama siapa tadi melapor, namun saya lupa, karena begitu banyak petugasnya," katanya.
"Akhirnya saya didorong pak, saya megang pena pak. Tertusuk ke mata saya, sudah buta pak," sebutnya lagi.
Selain itu, pria itu juga menyebutkan nama komandan Pos PPKM perbatasan Padang-Solok saat itu. "Ini komandannya disini pak Nesmon pak. Banyak lagi yang lain-lain. Semua aparat," katanya.
Pria juga bersumpah bahwa dirinya didorong oleh petugas sehingga matanya tertusuk pena. "Demi Allah, demi Rasulullah SAW. Didorongkan oleh anggota pak Nesmon. Mata saya buta. Masuk pena satu pak. Ini darahnya semua pak," sambil memperlihatkan tangannya berlumuran darah.
Klarifikasi Pihak Kepolisian
Pihak kepolisian membantah adanya peristiwa menusuk mata pria itu. Polisi menegaskan video viral itu tidak benar. "Tidak benar ada tindakan represif dalam kejadian itu, kami menyayangkan video yang viral seolah-olah kami telah melakukan tindakan (represif)," kata Kepala Kepolisian Sektor atau Kapolsek Lubuk Kilangan AKP Lija Nesmon, dilansir Antara.
Lija Nesmon mengungkapkan peristiwa itu terjadi pada Jumat, 16 Juli 2021 pagi. Menurutnya, kejadian itu berawal ketika sang pengemudi hendak masuk ke Padang via pos penyekatan Lubuak Paraku sekitar pukul 02.30 WIB.
Kendaraan tersebut kemudian dihentikan oleh petugas untuk memeriksa dokumen pengemudi sebagaimana syarat untuk bisa masuk Kota Padang dalam masa PPKM darurat. Syarat tersebut berupa surat keterangan vaksin dan hasil tes PCR atau antigen yang menyatakan bebas Covid-19.
Namun, pria itu bersama rekannya tidak bisa menunjukkan persyaratan tersebut sehingga diminta berputar balik oleh petugas layaknya kendaraan lain yang tidak memenuhi persyaratan.
"Saat diminta putar balik itulah pengemudi ini tidak terima, protes, dan mulai memprovokasi petugas, padahal kami hanya menjalankan tugas sesuai aturan dan ketentuan. Ketika kami tanya petugas mana, ia mengaku lupa, ketika diminta kartu tanda penduduk (KTP)-nya, ia tidak mau menunjukkan," jelas Lija Nesmon.
Sang pengemudi, kata Lija Nesmon, terus menolak ketika diminta masuk ke dalam mobil untuk putar balik. Setelah itu, wajah laki-laki tersebut tiba-tiba berdarah dan ia mengaku ditusuk petugas dengan pulpen.
Lija Nesmon mengatakan pria dalam video itu bernama Awaludin Rao. Atas keterangan Awaludin Rao itu, Lija Nesmon meminta Awaludin Rao menunjukkan petugas mana yang telah menusuknya, tapi tidak bisa menunjukkan. Menurut Lija Nesmon, luka Awaludin Rao itu bukan di mata, melainkan di pelipis.
"Dalam video yang viral sang pengemudi juga mengaku telah ditusuk dan matanya menjadi buta, padahal luka terjadi di bagian pelipis dan kami yang mengantarkannya ke rumah sakit," jelasnya.
Lija Nesmon pun menyayangkan video viral itu karena dinilai tidak utuh dan lengkap sehingga memberikan stigma negatif kepada petugas. Padahal, menurutnya petugas di pos penyekatan sebanyak 15 orang yang bertugas secara humanis.
Lija Nesmon tidak menyangka video pria tersebut viral di medsos. Sebab, usai diantarkan ke klinik, pihaknya sudah bersalam-salaman dengan pria tersebut. "Malam itu Awaludin Rao berterima kasih karena sudah diantarkan ke klinik dan sudah bersalam-salaman. Ternyata videonya viral," tutupnya.
Korban Minta Maaf
Usai video yang memperlihatkan wajahnya berdarah-darah, Awalludin Rao mendatangi Polresta Padang. Tujuannya, ia meminta maaf kepada seluruh petugas yang ada di lokasi Pos Sekat Lubuk Paraku, di jalan utama Padang-Solok.
"Saya datang ke sini dengan kesadaran sendiri terkait perilaku saya yang ada dalam video yang beredar," katanya.
Awalludin Rao mengaku tidak akan mengulangi perbuatannya. Menurutnya, tugas dari pemerintah sangat berat, terutama petugas di lapangan dalam pencegahan penularan Covid-19.
"Saya kira, bagi diri saya ini merupakan permohonan maaf kepada institusi kepolisian," katanya.
Awalludin Rao mengaku tidak berniat untuk menjelek-jelekkan institusi kepolisian. Dia mendukung penuh kepolisian untuk menjalankan tugas-tugasnya dalam hal ini bertugas di pos penyeketan.
"Kedatangan saya ke sini adalah atas kesadaran saya sendiri dan tanpa ada paksaan. Saya juga meminta maaf atas viralnya video tersebut sehingga mengganggu konsentrasi atau menambah kerja dari petugas," imbuhnya.