Viral Pernikahan Sejenis di Surabaya Berujung KDRT, Ini Ceritanya
Nasib nahas dialami Ida Susanti. Perempuan asal Surabaya ini mengungkapkan bahwa dirinya menjadi korban penipuan dalam pernikahan. Perempuan 59 tahun ini juga mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Tragisnya, ia merasa tak mendapatkan keadilan dari pihak berwajib selama 21 tahun.
Ida biasa disapa, harus bertahan dalam pernikahan meskipun mengetahui bahwa suaminya yang dikira pria tulen adalah sesama perempuan.
Ditemui di sebuah kafe di Surabaya, Ida menceritakan pertemuan pertamanya dengan sosok sang suami bernama Nardinata Marshioni Suhaimi.
Keduanya berkenalan lewat seorang teman pada 2000. Ida tertarik pada sosok Nardinata karena pintar. Ia mengaku lulusan Australia.
Singkat cerita, tiga minggu setelah berkenalan atau tepatnya pada 31 Juli 2000, Ida dan Nardinata memutuskan untuk menikah. Ida tak curiga karena Nardinata memiliki ciri fisik seperti seorang laki-laki pada umumnya. Mulai gerak-gerik, suara hingga logat bicara. Yang paling meyakinkan, sosok Nardinata tak memiliki payudara. Ia diduga sudah melakukan operasi.
Setelah menikah, layaknya suami istri baru, Ida dan Nardinata berbulan madu ketiga negara yakni Thailand, Hongkong, dan Singapura.
"Kita ke Bangkok untuk honeymoon. Di sana koper kita dibawa ke Hongkong, ada kesalahan dari maskapai. Di situ dia (Nartadinata) mengatakan kalau dia kawin bukan untuk mencari istri, tapi untuk mencari pendamping karena dia seorang perempuan," ungkap Ida kepada awak media.
Setelah mengetahui kenyataan pahit tersebut, Ida tetap melanjutkan pernikahan. Ia terlanjur sayang kepada sosok yang dikenalnya sebagai seorang pria itu. Di sisi lain, Ida juga merasa malu dan bingung bagaimana menjelaskan bahwa suaminya adalah perempuan.
"Aku ini manusia normal dan bukan lesbi. Setelah tahu itu saya kaget dan marah. Dia mengaku punya anak angkat tiga. Aku awalnya tidak mau, dan diancam dibunuh. Karena aku sudah terlanjur sayang (dia sebagai laki-laki) aku mau menemani asalkan diperlakukan baik," beber Ida, Jumat, 29 September 2023.
Dalam himpitan rasa bingung dan keadaan yang dialami saat itu, Ida memutuskan berdamai dengan keadaan dan mengajukan beberapa syarat untuk hidup bersama Nardinata.
"Aku ngomong, berapa hari, berapa bulan dan tahun aku bisa mendampingi kamu. Aku bingung mau cerita juga malu suamiku perempuan, aku gimana. Dia pun akhirnya menyanggupi untuk menafkahi aku," paparnya.
Nahasnya lagi, usai dari bulan madu, Ida mengaku mendapatkan kekerasan seksual dari perempuan yang mengaku laki-laki itu.
"Setelah kejadian itu, kita pulang baik-baik. Malamnya dia menuntut, aku tidak mau kamu masih perawan ketika sudah menikah dengan aku," ujar Ida menirukan perkataan Nardinata.
"Akhirnya dia melakukan itu (seks) dengan alat dari karet. Di situ dia tahu aku masih perawan," tambahnya.
Singkat cerita, setelah tiga bulan kembali dari bulan madu, keduanya memulai hidup baru. Ida dibelikan rumah di Pakuwon City, Surabaya atas nama Nardinata. Sebagai seorang istri, Ida tak keberatan karena menurutnya itu bentuk dari tanggungjawab seorang suami kepada istri.
Tak hanya itu, setelah 10 bulan menikah. Ida dan Nardinata juga membuka usaha bersama yakni bengkel spare part mobil di kawasan Kedungdoro, Surabaya. Usaha itu dibuat dengan modal iuran dari keduanya dan berbekal pengalaman Ida, bekerja di bengkel spare part selama 15 tahun.
Seiring berjalannya waktu, Ida sering mendapatkan kekerasan secara fisik dan nonfisik dari Nardinata. Ia sering dipukul dan dibentak oleh Nardinata.
"Dia sering pulang pergi Surabaya-Jakarta waktu itu. Akhirnya waktu dia pulang ke Surabaya, kita sering tukaran dan berantem. Sampai akhirnya aku merasa cukup dan ingin berpisah. Di situlah dia bilang kalau, dia tidak bisa melaporkan aku karena, dia anak orang kaya," jelasnya.
Setelah ditipu mentah-mentah, mendapat kekerasan fisik dan nonfisik, Ida mencari bukti mencari bukti untuk melaporkan Nardinata atas tindakan pemalsuan identitas dan kekerasan yang dilakukan.
Saat mencari bukti, Ida menemukan fakta bahwa Nardinata bernama asli Nera Maria. Ia juga menemukan bahwa perempuan yang mengaku laki-laki itu memiliki tiga identitas dengan nama berbeda yaitu Nardinata Marshioni Suhaimi alias Oni Yusuf alias Nera Maria Suhaimi.
Setelah menemukan beberapa bukti, Ida melapor ke Polda Jatim atas dugaan penipuan pada 2002. Mirisnya lagi, Ida sempat terhambat dalam pelaporan ke pihak yang berwajib karena surat nikahnya dibawa oleh salah satu kerabat dari Nardinata.
"Laporan itu tidak diterima, karena surat kawin tidak ada," ucap Ida.
Tak putus asa, Ida kemudian mencari cara agar laporan itu diproses. Setelah mencari tau, ternyata Nardinata juga menikahi seorang perempuan dari Blitar bernama Nurul. Surat nikah (Nardinata dengan Nurul) diselipkan dalam bukti laporan Ida ke Polda Jatim.
"Kakakku ke Blitar untuk dapat surat itu, lalu kita sertakan dalam laporan kemudian diproses Polda. Jadi pakai surat nikahnya Nurul itu," paparnya.
Di waktu yang sama, Nardinata melapor ke Polrestabes Surabaya yang saat itu bernama Polwil Surabaya atas penyerobotan rumah oleh Ida. Padahal saat itu, sertifikat rumah ada di tangan Ida, meskipun atas nama Nardinata.
"Pada 2003-2004, laporanku gak diproses. Yang diproses justru penyerobotan atas nama Aulia Suhaimin.
"Dalam kasus ini aku dianggap nyerobot rumah, padahal aku dibelikan oleh dia (Nardinata). Aku menyerahkan sertifikat asliku untuk barang bukti di Polrestabes," terang dia.
"Pada 2007, keluarlah surat DPO Nardinata. Namun, Nardinata tak kunjung ditangkap Polda Jatim," paparnya.
Lalu, pada 2013, Ida menemukan surat nikahnya yang telah hilang. Akhirnya, ia pun melakukan peninjauan kembali atas laporannya pada 2002 silam.
"Tapi ujung-ujungnya tahun 2022 saya dikirimi surat eksekusi. Mei 2023 dapat surat, Juni rumahku dieksekusi," jelasnya.
Karena merasa tak mendapatkan keadilan selama 21 tahun terakhir, Ida pun memviralkan apa yang ia alami ke media sosial, lewat unggahan TikTok @Yolayola8040. Setelah viral, Ida kemudian dipanggil Polda Jatim pada Agustus 2023.
"Saya hanya ingin dia (Nardinata) dihukum, pokoknya ditangkap. Karena kalau dihitung kerugian sudah tidak terhitung lagi, saya sangat sakit hati," tandasnya.
Advertisement