Viral Pernikahan Anjing Pakai Adat Jawa Tuai Kecaman
Viral di media sosial, sesi pernikahan sepasang anjing ras malamute menggunakan adat Jawa. Pernikahan tersebut banyak menuai kecaman dari netizen dan juga Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga pemilik anjing menyampaikan maaf.
Kronologi Pernikahan Anjing
Peristiwa itu berlangsung pada Jumat, 14 Juli 2023. Pemilih anjing, Valentina Chandra (Valen) dan Indira Ratnasari (Nena), membuat prosesi pernikahan dengan adat Jawa, untuk sepasang anjing mereka, Jojo dan Luna.
Pernikahan yang diviralkan lewat media sosial itu, disebut menghabiskan anggaran hingga Rp200 juta. Dalam video yang viral, terlihat pasangan anjing menggunakan baju adat Jawa, berwarna hitam.
Seluruh pengiring pengantin juga menggunakan kebaya dan beskap. Di tengah proses pernikahan, juga hadir seorang romo yang turut memberikan pemberkatan.
Dikecam Netizen dan Pemda
Prosesi pernikahan anjing Jojo dan Luna itu banyak menuai kecaman netizen. Banyak yang menyayangkan, pernikahan mewah hanya untuk sepasang anjing. Sedangkan di kasus lain, di Kediri, seorang ayah tewas bunuh diri lantaran terlilit utang untuk biaya pernikahan putrinya.
Tak hanya netizen, Pemda DIY juga melayangkan protes. Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi lewat akun Instagram Dinas Kebudayaan DIY, menyampaikan ketidaksetujuan atas enggunaan adat Jawa pada sepasang anjing. Mewakili lembaganya, Pemda DIY menilai pernikahan Jojo dan Luna menyimpang dari ketentuan.
Menurutya, upacara adat pernikahan, baik prosesi adat maupun nilai/marwahnya, telah dilindungi dalam Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan Perda Istimewa DIY Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pemeliharaan dan Pengembangan Kebudayaan.
Obyek kebudayaan yang disebut dengan Upacara Daur Hidup: Tatacara Palakrama juga telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada 2017 dengan nomor sertifikat 60073/MPK.E/KB/2017.
Permintaan Maaf Pemilik Anjing
Atas kecaman itu, Nena dan Valen menyampaikan permintaan maaf kepada publik dan semua pihak yang tidak berkenan.
"Kami berdua selaku penyelenggara acara dengan ini menyatakan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi di masyarakat dengan terselenggaranya acara Jojo dan Luna," kata Nena dikutip dari Kompas.
Mereka juga menyampaikan penyesalan serta menegaskan tidak bermaksud melecehkan budaya Jawa.
Sementara terkait pemberkatan Romo, menurut Valen dan Nena, bukanlah ritual pemberkatan air layaknya pada pernikahan manusia di gereja.
"Sebenarnya yang terjadi hanyalah pemberkatan hewan yang seperti biasa dilakukan oleh gereja di tanggal 4 Oktober untuk menghormati Santo Fransiskus Asisi," kata Nena. Mereka pun menegaskan tidak akan mengulang hal serupa di kemudian hari.