Viral, Penjual Kacang Ijo di Surabaya Piawai Bahasa Jepang
"Malu Bukan Makanan yang Mengenyangkan" prinsip inilah yang menjadikan Faiz Tosal mampu menguasai bahasa Jepang dan Inggris dengan fasih.
Faiz Tosal atau yang akrab disapa Cak Faiz berprofesi sebagai penjual bubur kacang ijo. Beberapa hari ini viral di media sosial Instagram karena ia sangat fasih berbahasa Jepang dan Inggris.
Saat ditemui Ngopibareng.id di Jalan Kranggan Surabaya tempatnya berjualan setiap hari, Cak Faiz mengatakan, belajar bahasa asing secara otodidak saat menjadi tour guide di Bali.
"Saat remaja sekitar tahun 84-an saya merintis menjadi tour guide di Bali. Dari situ saya belajar otodidak, setiap ada orang baik yang lebih kecil ataupun yang lebih tau saya tanyai. Ini bahasa Inggrisnya apa? Ini bahasa Jepangnya apa," kata pria kelahiran Surabaya, 3 Desember 1968 ini.
Setiap hari selama dua puluh tahun, ia belajar 5 suku kata baru bahasa Inggris dan Jepang hingga bisa fasih seperti sekarang.
Setelah 2006, Cak Faiz kembali ke Surabaya dan bekerja serabutan sampai tahun 2019. Setelah itu, ia memilih berjualan bubur kacang ijo di Jalan Kranggan, Bubutan, Surabaya.
Namun, ketika berjualan ia tidak serta merta berbicara bahasa Inggris ataupun Jepang kepada pembelinya.
"Tidak, saya takut nanti dibilang sok tahu, tapi kalau memang pembeli berkenan saya berbicara bahasa Jepang ya, saya katakan," ujar bapak tiga orang anak ini.
Cak Faiz tidak menyangka kalau kepintarannya berbahasa asing ini viral. Ia sangat bersyukur, karena sejak viral dagangannya laris. Penjualan bubur kacang hijaunya meningkat 100 persen.
"Alhamdulilah, meningkat one hundred percent dari biasanya. Biasanya saya bawa satu panci kadang tidak habis, setelah viral ini habis terus," kata Cak Faiz.
Hal ini tersebut juga terlihat ketika Ngopibareng.id menyambanginya. Hampir setiap tiga menit sekali ada pembeli datang untuk membeli bubur kacang ijo yang dihargai Rp7 ribu per porsi.
Diakhir obrolannya dengan Ngopibareng.id, Cak Faiz berpesan kepada semua anak muda bila ingin fasih berbahasa asing, kuncinya ialah tidak malu untuk berbicara apa yang bisa diucapkan pada teman atau siapa saja.
"Malu bukan makanan yang mengeyangkan, kalau kita malu selamanya kita tidak bakalan tahu. Jangan takut salah diketawain orang, untuk masa depan kenapa harus malu. Toh, kita tidak menipu orang kenapa harus malu," katanya.
Cah Faiz juga menambahkan, apabila ada orang yang ingin belajar bahasa Inggris dan Jepang kepadanya, ia dengan senang hati akan membantunya.
"Kalau mau belajar kepada saya dengan senang hati mau berbagi ilmu, bukan mengajari tapi hanya berbagi. Tidak dibayar tidak apa-apa beli kacang ijo saya saja, dapat ilmu, perut juga kenyang," katanya sambil tertawa.
Advertisement