Viral Penerima Beasiswa LPDP Enggan Pulang, PBNU Minta Data
Netizen kerap membicarakan tentang penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dengan studi di luar negeri. Terbaru, netizen mempertanyakan sejumlah awardee yang tak segera pulang meski studinya telah usai. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendorong agar publik bisa mengontrol siapa saja penerima beasiswa LPDP, lewat data yang terbuka.
PBNU Minta Data LPDP
Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rahmat Hidayat Pulungan meminta LPDP untuk membuka data para penerima beasiswa (awardee) yang berada di luar negeri.
Ia berpendapat, publik berhak tahu siapa saja penerima beasiswa LPDP. Sebab mereka dibiayai menggunakan uang rakyat. "LPDP itu yang dipakai uang negara. Jadi, semua orang berhak tahu siapa saja yang menerima manfaat dari program ini," kata Rahmat, dikutip dari Antara, Minggu 7 Agustus 2022.
Menurutnya, dengan keterbukaan data LPDP, ke depannya mereka para penerima dapat dikontrol oleh publik. Ia berharap pada awardee memahami tanggung jawab lebih besar pada bangsa dan negara dengan ilmu yang mereka dapatkan.
Awardee Enggan Pulang
Pernyataan Rahmat keluar merespons viralnya percakapan netizen tentang sejumlah awardee yang justru berlama-lama di luar negeri, meski studinya telah tuntas. Menurut Rahmat, mereka adalah pengkhianat intelektual.
"Para penerima LPDP yang secara sengaja membajak program ini hanya untuk pribadinya adalah tindakan kejahatan intelektual. Sikap mereka yang masa bodoh terhadap situasi bangsa ini adalah pengkhianatan intelektual," katanya.
Sebelumnya, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menilai para penerima beasiswa LPDP seharusnya memiliki komitmen moral dan komitmen pengabdian yang kuat. Apalagi, pendidikan yang dijalani para awardee ini dibiayai oleh negara.
"Kami tetap minta menagih janji, menagih komitmen teman-teman mahasiswa yang dapat beasiswa LPDP. Mereka menyisihkan hak anak-anak muda yang lain yang mungkin punya komitmen untuk mengabdi dan siap kembali lagi," katanya menegaskan.
Viral di Media Sosial
Percakapan tentang sejumlah awardee yang enggan pulang, sebelumnya viral di media sosial. Akun @VeritasArdentur di Twitter mengunggah utas tentang sejumlah motif awardee LPDP di Inggris, yang enggan segera pulang.
Mereka berlama-lama di Inggris untuk mendapatkan sejumlah fasilitas yang diberikan negara tersebut. Seperti bekerja kasar tanpa membayar pajak, hingga sekolah gratis untuk anak-anak mereka, hingga jenjang SMA.
Sedangkan modus yang digunakan, ia menyebut sejumlah awardee yang berangkat telah memiliki pasangan. Agar bisa lama di Inggris, masing-masing mengambil beasiswa yang berbeda waktu. Suami ambil S3 lebuh dahulu, setelah tuntas baru istrinya mengambil S3 di negara yang sama. "Jadi mereka bisa tinggal minimal 10 tahun di UK," cuitnya.
Meski LPDP belum pernah menyampaikan data terkait jumlah awardee di luar negeri, diyakini tak banyak awardee yang melakukan hal serupa seperti yang disampaikan utas tersebut.
LPDP juga menyebut telah bekerjasama dengan imigrasi untuk mencegah adanya awardee yang tak pulang setelah studinya selesai.
Sebuah testimoni tentang para pengkhianat bangsa, penghisap uang pajak rakyat. pic.twitter.com/RbInFN32BF
— Fortis Est Veritas (@VeritasArdentur) July 28, 2022
Advertisement