Wabah Corona, Pedagang Sayur Pasar Kedungrejo Malang Merugi
Humas Paguyuban Bakul Kulup, Pasar Kedungrejo, Suwandi Winarno, mengatakan ratusan pedagang sayur di pasar tersebut mengalami kerugian jutaan rupiah akibat dampak Covid-19.
"Mereka rugi, karena sayurnya tidak ada yang laku karena corona ini," ujarnya, Sabtu 16 Mei 2020.
Ia mengaku, sebelum wabah corona para pedagang sayur bisa meraup jutaan rupiah setiap harinya.
"Kalau lagi mahal satu pedagang minimal Rp3 sampai Rp3,5 juta. Tapi kalau lagi murah yang paling cuma Rp1 juta," katanya.
Namun, setelah ketika Covid-19 ini muncul mereka mengalami kerugian. Banyak sayur yang tidak laku. Daripada busuk lebih baik dibuang. Tapi, ada juga yang dibagikan kepada warga yang melintas di jalan.
"Sayuran itu kalau lama kelamaan sudah tidak segar. Bahkan daunnya akan membusuk. Dari pada busuk lebih baik dibuang saja," katanya.
Kata Suwandi, sejak pandemi corona, daya beli masyarakat menurun drastis. Pembeli takut terhadap sayuran yang dibawanya terkena virus.
"Setiap hari memang ada yang beli, tapi sedikit. Ada orang Surabaya bawa mobil pick-up ambilnya nggak banyak. Begitu juga pedagang di Pasar Gadang ambilnya sedikit," katanya.
Dengan jumlah pendapatan yang menurun, Suwandi mengatakan hasil penjualan sayur itu tidak sebanding dengan pengeluaran. Bahkan untuk bayar upah buruh angkut saja kadang kurang.
"Kalau murah begini ya tekor, untuk bayar tukang angkut di sawah saja tidak cukup," katanya.
Biasanya ia memberi upah kepada buruh angkut sayur sebesar Rp50 ribu untuk buruh laki-laki dan Rp35 ribu untuk buruh perempuan.
Diungkapkan Suwandi, di Pasar Kedungrejo ada sekitar 400 lebih pedagang sayur yang menjual berbagai macam sayuran seperti bayam, sawi, kangkung, kemangi, kenikir dan selada air.
Para pedagang ini kulakan sayuran dari wilayah Tumpang, Poncokusumo, Bokor, Kedungrejo, Kidal dan beberapa wilayah yang lainnya.
Ia berharap agar masa pandemi Covid-19 ini bisa segera berakhir agar perekonomian bisa berjalan normal kembali sehingga para pedagang sayur dapat meraup keuntungan kembali.
"Harapannya ya ingin stabil lagi, kalau masih ada penyakit (Covid-19) gini ya nggak bisa makan kita," katanya.