Viral: Nur Sugik Kembali Lakukan Sumpah di Bawah 7 Kitab Al-Quran
Nur Sugik, yang selama ini dikenal sebagai ustad itu, melakukan mubahalah terkait dengan Pemilu 2019. Ini bukan kali pertama dilakukan Nur Sugik, yang semula dikenal sebagai juru dakwah dengan dikubur.
Mubahalah adalah sumpah yang pernah dilakukan Rasulullah Saw sebagaimana tercantum dalam Alquran surat Ali Imran ayat 59-60. Sumpah mubahalah tersebut, dianjurkan dalam perselisihan dengan ketauhidan atau akidah.
Kali ini, Nur Sugik bersumpah terkait dengan pelaksanaan pesta demokrasi, yang sekarang sedang proses hitungan di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Ini video lengkapnya:
"Rabb, kalau penilaianku ini salah, mudah-mudahan Engkau laknat duapuluh satu keturunanku, ya Allah, anakku, isterku, cucuku, laknat hancurkan sehancur-hancurnya ya Allah, kalau aku memang salah di mataMu.
"Tapi kalau ternyata rezim ini yang zalim, KPU-nya yang curang, KPU-nya yang bohong, polisinya yang bohong, camatnya yang bohong, TPS-nya yang bohong, yang penjilat-munafik yang bohong, siapa pun ya Allah, Rabb... laknat tujuh turunannya ya Allah. Hancurkan sehancur-hancurnya ya Allah," kata Nur Sugik, saat melakukan mubahalah di bawah tujuh kitab suci Al-Quran, dalam video yang beredar di media sosial, Selasa 23 April 2019.
Ya, ini tidak kali pertama dilakukan Nur Sugik. Sebelumnya, Nur Sugik pernah melakukan hal serupa. Ketika Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Qur'an dan Majelis Dzikir "KAROMAH 13" di Kota Palu, Sulawesi Tengah, berurusan dengan Kepolisian karena dilaporkan Ketua Pembela Kebhinekaan Indonesia Chandra Hadiwijaya lantaran ceramahnya yang diunggah ke Youtube dianggap sangat provokatif, memfitnah dan membahayakan kebinekaan di Indonesia.
Ketika itu, Nur Sugik kembali mengunggah video yang berisikan mubahalah. Ia meletakkan tujuh Al-Quran di atas kepalanya sembari mengucapkan sumpah.
Nur Sugik bersumpah jika memang dirinya sesuai dengan apa yang dituduhkan pelapor dan orang-orang yang membencinya yang menyatakan dia telah mengancam Bhineka Tunggal Ika, maka dia siap menerima laknat Allah Swt.
"Kalau memang saya busuk, saya jahat, saya mengancam bhineka tunggal ika, hancurkan hidupku ya Allah, laknat hidupku ya Allah, tapi kalau ternyata kalian yang busuk, baik di Istana, DPR, kalian yang jahat, kalian yang munafik, tidak, saya tidak akan mendoakan hal yang jahat, mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosamu," papar Nur Sugik dalam video tersebut.
Terkait mubahalah, sebelumnya, Nur Sugik pernah menjelaskan makna Mubahalah terkait kasus yang menimpa Habib Rizieq. Sekali pun dua kasus yang berbeda, tetapi dalam video sebelumnya itu, Gus Nur menjelaskan secara rinci tentang apa itu Mubahalah dan konsekuensinya.
"Saya tidak percaya siapa-siapa, tapi saya tidak berani untuk tidak percaya sebuah mubahalah. Mubahalah gini lho, ketika terjadi perseteruan, perdebatan, beda pendapat yang memuncak maka jalan satu-satunya adalah mubahalah. Tak bawa istriku, anakku, dan keluargaku, dan kau bawa istrimu, anakmu, dan keluargamu untuk bermubahalah. Bukan sumpah pocong, tapi ada khaidah-khaidahnya. Intinya, dari kedua belah pihak melakukan mubahalah." (adi)