Viral Nasi Pecel Jalan Dhoho Kediri Mihil, Disperindag Sidak
Pasca viral di media sosial, soal harga nasi pecel Rp 20 ribu per porsi yang dianggap mihil bingits alias terlalu mahal, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Kota Kediri lalukan sidak. Selain sidak, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri mengimbau pedagang kaki lima di Jalan Dhoho mencantumkan daftar harga menu.
Sebelumnya, harga nasi pecel yang dinilai mihil bingits menjadi viral di media sosial. Salah satu warganet, mengaku membeli dua porsi nasi pecel tambah lauk dua telur mata sapi dengan harga Rp 45ribu.
Atas viralnya video tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Kota Kediri Senin, 18 Mei 2021 kemudian melakukan sidak mendatangi sejumlah lapak para pedagang kaki lima di Jalan Dhoho. Inspeksi mendadak alias sidak ini dilakukan kemarin, Senin malam 18 Mei 2021 sekitar pukul 21.00 WIB. Dalam sidak tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Kota Kediri mengimbau para pedagang agar bersedia mencantumkan daftar harga makanan maupun minuman yang dijual ke konsumen.
"Ini pertemuan dengan pedagang kaki lima dan Ketua Paguyuban Kediri Raya. Pemerintah Kota Kediri akan membuat surat edaran, kepada pedagang kaki lima di Jalan Dhoho ini. Bentuknya semacam transparansi harga. Kita tidak mematok harga, kesepakatan dibuat berdasarkan kesepakatan dari pedagang kaki lima sendiri saja. Monggo," kata Tanto Wijohari perwakilan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri, yang ditemui Ngopibareng. id di Jalan Dhoho.
Masih kata Tanto, hasil pertemuan ini nantinya ia akan laporkan ke Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar.
"Nanti surat edaranya kita buatkan. Dalam minggu ini insyaallah selesai," katanya.
Menurutnya, sidak bersama para pegawainya ini ia lakukan untuk merespon beredarnya informasi yang berkembang di media sosial terkait harga nasi pecel yang dipatok terlalu mihil alias di luar harga kewajaran.
"Merespon dari banyaknya informasi yang seliweran di media sosial, kita tidak tahu asal- usulnya. Setelah kita cek di lokasi, sebaliknya, kelihatannya harganya sama semua. Tapi kita memang agak kesulitan juga untuk menemukan pedagangnya, karena tidak ada yang mengaku juga," ujarnya.
Sementara itu Nurbadik selaku Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Dhoho Raya ketika dikonfirmasi, mengimbau kepada para konsumen hendaknya segala sesuatunya lebih baik dibicarakan atau dikonfirmasikan terlebih dahulu kepada pengurus paguyuban jika mempunyai persoalan dengan pedagang.
"Hampir setiap penjual pedagang kaki lima itu sama,.Tiap lebaran samalah harganya. Kalau mau menaikkan tapi ya jangan terlalu. Dulu pernah kalau lebaran Rp. 10ribu monggo silahkan, nggak ada masalah. Tapi itu tergantung pada penjual masing-masing," kata Nurbadik.
Nurbadik mengaku setiap tahun ia selalu menyarankan kepada anggota paguyuban pedagang kaki lima untuk selalu membuat daftar harga menu.
"Dulu pernah jalan, bahwa setiap penjual nasi pecel saya suruh buat daftar harga. Mungkin karena pandemi, mungkin dari dinas sendiri lupa tidak ada masukan, ya kita santai saja. Tahu-tahu hari ini ada kejadian seperti itu," beber pria yang juga mempunyai usaha kuliner di Jalan Dhoho ini.
Ia menyebut tidak semua pedagang nasi pecel yang biasa mangkal di Jalan Dhoho memiliki karakter berjualan, seperti yang ramai dibicarakan di media sosial. Kata dia, jumlah pedagang kaki lima yang berjualan di Jalan Dhoho mulai pagi, siang, sore dan malam ada sekitar 160 orang. Mereka mayoritas lebih banyak tercatat sebagai warga Kabupaten Kediri.
"Kalau mereka yang berjualan pada malam hari khusus untuk nasi pecel sekitar ada 30an pedagang," ujarnya.
Saat momentum lebaran, Jalan Dhoho menjadi tempat jujugan bagi para pemudik yang ingin mencicipi wisata kuliner makanan khas pecel tumpang Kediri. Selain menu pecel tumpang, banyak juga kuliner lainya yang dijual di sana.