VIRAL: Kiai Takwil Mimpi Ketemu Gus Dur, Covid-19 Segera Pergi
Pandemi COVID-19 segera berakhir. Tanda-tandanya, seperti diungkapkan KH Muhammad Rofi'i Ismail, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah As-Sholichiyah, Kota Mojokerto.
Berikut testimoni Kiai Rofi'i Ismail, yang juga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Mojokerto:
TAKWIL MIMPI
Tadi malam _+ pukul 1. 00 mimpi bertemu Gus Dur di depannya ada meja dan di atas meja ada golok lokal kitab kuno dan rumput menjalar yang sudah terpotong panjang-panjang.
Aku pun menjauhkan golok darinya. Karena khawatir penglihatannya yang kurang jelas, namun beliau meraba-raba dengan tanganya mencari golok itu. Aku pun mengambilkannya, dan .....dia mencium golok itu lalu memasukkan ke dalam rangkanya. Dan dia juga mencium potongan-potongan rumput menjalar.
Setelah itu dia membuka kitab dan membacakan cukup lama. Selesai membacakan dia merangkulku dengan sangat akrab berjalan di hadapan orang banyak yang memandang heran dan aneh dan seterusnya.
Takwil menurutku والله اعلم بالصواب
Rumput panjang menjalar terpotong-potong = Covid-19 terpotong-potong.
Golok disarungkan = perang telah usai.
Ktab kuno = santri ngaji sebagai mana biasa. Tidak dengan ngaji online lagi.
Demikian diakui Kiai Muhammad Rofi'i Ismail, seperti ditulis di akun facebooknya, Minggu dinihari, 10 Mei 2020,
Seorang warganet, Syafi Dawam, memberikan komentar:
"Ini Mimpi seorang Kyai Mojokerto,
Mari Kita aminkan, semoga ini isyarat Indonesia bebas pandemi Covid 19 bibarokati para waliyullah dan wali 9 dan Gus Dur wausulihi wal aahidzina minhum Syaiun Lana walahumul faatihah..."
Pondok Tertua
KH Muhammad Rofi'i Ismail, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah As-Sholichiyah, Kota Mojokerto. Terletak di Gang Penarip 2, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto, dikenal sebagai ponpes tertua di Mojokerto.
Ponpes yang didirikan Kiai Muhammad Ilyas pada tahun 1870 ini memiliki koleksi kitab yang juga sudah berumur ratusan tahun.
Di pondok pesantren ini, terdapat 6 kitab yang tersimpan di dalam lemari kaca berukuran 2X1 meter. Disimpan di rumah Kiai Muhammad Rofi'i Ismail, cucu Kiai Ilyas, almaghfurlah. Dari 6 kitab yang tersisa, ada yang berbahan kulit hingga berbahan kertas terbaik dari Eropa.
"Ini nggak seberapa banyak, karena memang sebagian sudah diberikan oleh saudara-saudara saya kepada kepada santri kakek yang datang untuk minta kenang-kenangan," kata Kiai Rofi'i.
Menurut Kiai Rofi'i, kitab-kitab yang masih bertahan di lingkungan ponpes yang diasuhnya itu adalah Musaf Al-Quran (juz awal dan akhir), Kitab Tafsir Jalalain (tidak komplet), Kitab At Tashil, Kitab Mafnusorof, Kitab Nahwu, Kitab Tasawuf, Kitab Assarufsalah dan Manuskrip Tahlil.
Advertisement