Viral Kasus Jaket BEM Unair, Vendor Jaket Akhirnya Dipolisikan
Kasus dugaan penggelapan uang jaket BEM Unair saat ini terus bergulir. Merasa tak kunjung mendapat kepastian, Menteri Ekonomi Kreatif BEM Unair, Achmad Alak melaporkan kasus tersebut ke Polrestabes Surabaya siang tadi, Selasa, 22 Juni 2021.
Lapor Penggelapan Jaket BEM Unair
Kepada Ngopibareng.id, Achmad Alak awalnya mengaku upaya melaporkan vendor vendor jaket BEM Unair ke kepolisian, Widhi Arif Budiman, sudah dilakukan sejak sepekan lalu. Namun saat itu laporan belum bisa diproses lantaran ada berkas yang kurang.
Urungnya laporan dilanjutkan dengan upaya berkomunikasi dengan Widhi, hingga pada komunikasi terakhir, Widhi menjanjikan akan bertemu dengan Alak, pada 21 atau 22 Juni 2021 hari ini untuk menjelaskan perihal jaket BEM Unair, serta uang senilai Rp 20 juta yang telah dibawanya.
Namun, hingga hari ini, Widhi tak kunjung memberikan kepastian tentang rencana bertemu Alak. Sehingga, Alak pun melaporkan kembali kasus dugaan penggelapan tersebut, pada Selasa 22 Juni 2021 ke Polrestabes Surabaya. Laporan bernomor Surat: TBL-B/ 524/ VI/ RES.1.11/ 2021/ RESKRIM/ SPKT itu, melaporkan Widhi dengan dugaan penipuan atau penggelapan uang jaket BEM Unair.
"Karena hingga hari ini tak ada kejelasan dan tak ada komitmen dari Widhi, maka saya melaporkan ke kepolisian," kata Alak, kepada Ngopibareng.id, Selasa 22 Juni 2021, petang.
Tetap Tempuh Jalur Hukum
Ia menegaskan juga akan tetap menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan kasus penggelapan jaket BEM Unair ini. Sebab, ia melihat tak ada kejelasan dan komitmen dari Widhi untuk segera menyelesaikan kasus tersebut. "Lanjut di jalur hukum saja," katanya.
Sedangkan, terkait dugaan persekongkolan antara Widhi dengan Zinedine Reza, Inspektorat Jenderal (Irjen) BEM Unair, dan Presiden BEM Unair, Muhamad Abdul Chaq, Alak mengaku dugaan itu muncul dari penilaian subjektifnya.
Di video Instagramnya yang diunggah sekitar enam hari lalu, Alak menyebutkan dugaan persekongkolan antara tiga pihak tersebut, serta menyebut jika Widhi terpilih sebagai vendor jaket BEM Unair setelah menerima rekomendasi dari Zinedine Reza.
Widhi Akui Lalai dan Siap Tanggung Jawab
Seperti diberitakan sebelumnya, Widhi Arif, lewat video di Instagramnya mengakui lalai dan melakukan kesalahan. Widhi menyebut dirinya tidak bisa membedakan kepentingan pribadi dengan kepentingan bisnis yang menyangkut kepentingan publik.
Widhi menggunakan uang produksi jaket BEM Unair untuk membantu keluarganya serta menepis adanya niat menilep uang jaket. “Dalam hal ini saya tegaskan tidak ada niatan untuk menggelapkan dana atau melakukan penipuan. Murni kelalaian saya yang kurang mampu membedakan kepentingan bisnis dan pribadi. Kembali saya tegaskan saya tidak ada niat menggelapkan dana dan penipuan,” akunya.
Widhi menambahkan, dirinya saat itu juga masih sering berkomunikasi dengan Alak. Mereka membahas banyak hal. Seperti data terkait pembuatan jaket serta desainnya. “Saya sering koordinasi dengan Alak. Kami membahas banyak hal, data dari Unair yang akan diproduksi serta desain dana tersebut. Pada saat itu saya masih ingat betul, Alak kesusahan mengkoordinir data dari temen-teman BEM Unair dan desainnya,” katanya.
Minta Mediasi Dirmawa Unair
Dalam video itu Widhi juga menjelaskan alasan dirinya tidak bisa dihubungi. Saat itu Widhi menyebut dirinya dalam kondisi fisik dan psikis yang kurang baik. Widhi pun kembali melontarkan permintaan maafnya atas kegaduhan yang terjadi terkait produksi jaket BEM Unair.
Widhi sendiri berkomitmen dengan rencana mengganti semua uang yang sudah diterimanya. Dia lalu meminta dimediasi oleh Direktur Kemahasiswaan Unair dengan Alak agar kasus mereka bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
“Insyaallah saya siap bertanggung jawab mengganti uang yang saya terima. Saya mohon kepada yang terhormat bapak Direktur Kemahasiswaan Unair melakukan mediasi antara saya dengan Alak agar masalah ini bisa terselesaikan secara kekeluargaan,” ucapnya.
Widhi kembali memohon maaf serta berjanji menjadikan masalah yang dihadapinya sebagai pembelajaran. Sehingga, kasus yang sama tidak terulang kembali di kemudian hari.
Advertisement