Viral Honorer DKI Masuk Got, Lurah Jelambar Tinggal Tunggu Nasib
Media sosial (medsos) dihebohkan dengan viralnya video yang diduga puluhan pegawai honorer K2 dan non-K2 yang tengah direndam ke dalam got.
Peristiwa itu terjadi sebagai salah satu syarat bagi para pegawai untuk melakukan perpanjangan kontrak perpanjangan kontrak Penyedia Jasa Lainnya Perseorangan (PJLP) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Diketahui, peristiwa tersebut terjadi di Jelambar, Jakarta Barat.
Kepala BKD DKI Chaidir memastikan bahwa inspektorat Pemprov DKI sudah melakukan pemerikasaan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) DKI yang memberikan tes masuk ke got.
Seluruh panitia tes dan Lurah Jelambar Agung Tri Atmojo sudah dilakukan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) oleh tim gabungan Inpektorat dan BKD baik ditingakat provinsi maupun kota.
"Dan berkaitan dengan dugaan kelalian dalam mekanisme tata cara perpanjangan kontrak PJLP di lingkungan unit kerja yang di kelolalanya. Proses saat ini sudah memasuki pemeriksaan," kata Chaidir.
Dari hasil BAP nanti akan diserahkan ke atasan langsungnya sesuai dengan PP 53 tahun 2010 tentang Hukum Disiplin PNS.
"Apabila hasil BAP di simpulkan bahwa dugaan terhadap indisipliner atasan langsung akan menjatuhakan hukuman disipliner dari ringan sampai dengan berat dengan pembebasan jabatan lurahnya," pungkasnya.
Agung Triatmojo hanya bisa pasrah jika jabatannya sebagai Lurah Jelambar terancam.
"Sementara pemeriksaan sudah dilakukan oleh inspektur tingkat kota dan tim dari provinsi. Saya kan tinggal nunggu nasib aja," katanya.
Ia mengaku tak tahu sanksi apa yang akan diberikan Pemprov. "Kalau pemeriksaan, sudah diperiksa kita semua, mulai dari lurah, kemudian panitia, begitu kejadian, begitu viral kemudian mereka tim dari tingkat kota dan provinsi langsung turun. Mulai saya selaku lurah, kemudian juga kepada mereka panitia seleksi nah sekarang kita tinggal nunggu apa sih hasil keputusan itu," katanya.
"Belum tahu juga, kita semua ini kita tinggal nunggu saja, tapi yang jelas pasti ada sanksi lah," imbuhnya.
Agung Triatmojo menjelaskan, saat peristiwa tenaga honorer masuk ke got berlangsung, dia tidak berada di lokasi. Dia mengaku baru mengetahui itu setelah mendapat panggilan telepon dari Biro Tata Pemerintahan.
"Saya di kantor, mau ada kegiatan pertemuan rutin PKK, jadi saya sedang awasi itu, karena kan semuanya panitia, dan inikan melibatkan seluruh ASN, emang ASN terbatas di kelurahan, otomatis kantor kosong nggak ada isinya. Jadi saya di kantor, saya nggak ada di situ," jelasnya.
Advertisement