Viral Guru SD di Lumajang, Pak Ribut Cerita Sodom, Gay dan Lesbi
Video singkat berisi interaksi antara guru honorer di Lumajang, Ribut Santoso, dengan siswanya viral. Ribut terdengar sedang mengajarkan tentang seksualitas, antara heteroseksual dengan homoseksual lewat kisah Kaum Sodom dengan cara yang unik.
Video Viral
Dalam video pendek terlihat Ribut sedang menerangkan Kaum Sodom kepada siswanya. Di antaranya ada bocah perempuan yang terlihat cerdas dan antusias merespon gurunya.
"Kaum Sodom itu kaum Apa?" tanya Ribut. "Yang laki-laki suka laki-laki itu loh Pak," jawab bocah yang bernama April dan kemudian dibenarkan oleh Ribut.
Selanjutnya ia juga menjelaskan tentang orientasi seksual sesama jenis perempuan yang menyukai perempuan. "Kalau perempuan suka sama perempuan namanya apa?" tanyanya.
Seorang bocah laki-laki lantas menjawab dengan lantang, "lesboy," katanya. "Lesbi, bukan lesboy, itu nama sabun," kata Ribut diikuti tawa muridnya.
Lucunya, ketika Ribut menjelaskan contoh orientasi seksual gay, April memberi respon yang membuat banyak netizen tertawa. "Contohnya kaum Sodom di TV banyak, contohnya seperti apa?" tanya Ribut.
"Pak Ribut," kata April dengan lantang.
Guru honorer itu pun merespon dengan luwes dan menjelaskan jika dia memiliki orientasi heteroseksual. "Kok bisa Pak Ribut, Pak Ribut ini bukan contohnya kaum Sodom, Pak Ribut ini contohnya kaum normal, suka perempuan," imbuhnya.
Pengamatan Ngopibareng.id, video pendek itu viral baik di Twitter dan di Instagram. Netizen sebagian besar memuji cara Ribut memberikan pelajaran tentang seksualitas kepada anak-anak.
Namun sebagian justru gemas dengan tingkah April yang berani dan cerdas.
Dipanggil Kadindik
Video viral Pak Ribut direspon oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang Agus Salim.
Ia menyebut jika Pak Ribut adalah salah satu guru di lembaganya, yang berdinas di daerah terpencil di Lumajang.
Namun Agus menilai, informasi yang diberikan oleh Ribut cenderung vulgar dan tidak baik dilakukan pada anak sedini itu. Ia bahkan berencana memanggil Ribut terkait video viral itu.
"Anak mendengar hal itu bahaya apalagi sekarang ada handphone, kalau anaknya penasaran bisa dicari dan besok saya panggil yang bersangkutan," katanya dikutip dari jpnn.com.
Selanjutnya, Agus juga mengaku belum ada kurikulum tentang pendidikan seksualitas di tingkat sekolah dasar, dari kementerian.