Viral Boikot Saipul Jamil, Ini Kata Psikolog Surabaya
Pedangdut Saipul Jamil yang dipenjara karena kasus pencabulan pada anak dibawah umur, disambut bak pahlawan setelah keluar dari penjara. Di sisi lain, seruan boikot Saipul Jamil juga viral di media sosial. Kondisi korban kekerasan seksual Saipul Jamil jadi pertimbangan utamanya.
Menurut, Psikolog Klinis SDM RS Husada Undaan Wetan, Reisqita Vadika, pada kasus trauma korban pelecehan seksual, hal-hal yang berkaitan dengan pelaku dapat menjadi pemicu munculnya intrusive memories atau thoughts seputar kejadian traumatis.
"Ketika pikiran atau memori yang tidak menyenangkan itu muncul kembali, maka umumnya disertai respon yang berbeda-beda pada setiap korban. Umumnya korban mengalami gejolak emosi yang intens seperti merasa tidak berdaya, takut, marah, benci, jijik hingga dendam terhadap pelaku," kata Qiqi kepada Ngopibareng.id, Senin, 6 September 2021.
Qiqi menjelaskan bahwa untuk menanggani trauma tersebut diperlukan bantuan dari profesional, psikolog atau psikiater. Hal ini dilakukan agar trauma korban terkait peristiwa tersebut tidak lagi menjadi trigger. "Jadi korban bisa berdamai dengan masa lalu tersebut," imbuhnya.
Meski demikian, Qiqi menyadari proses berdamai tersebut juga memerlukan waktu sampai akar traumanya terselesaikan. Beberapa cara bisa dilakukan korban untuk lebih rileks, seperti melakukan teknik-teknik regulasi emosi agar membantu lebih rileks saat trigger itu muncul.
Qiqi menyadari, terkait munculnya pelaku tidak ada yang bisa mengontrol. Selain itu, media juga tidak bisa dikontrol atas pemberitaannya. "Yang bisa dikontrol adalah diri sendiri, misalnya sebagai korban, mungkin bisa mengurangi konsumsi berita melalui media atau sosmed seandainya masih merasa ketrigger," tutup Qiqi.
Advertisement