Viral Bangkai Kucing Dikuliti, Ini Negara yang Doyan Makan Kucing
Video dan foto berisi bangkai potongan bagian badan kucing viral di media sosial. Diduga, daging kucing dijual seharga Rp70 ribu per kilogram. Diketahui, sejumlah negara memiliki komunitas yang gemar menyantap daging kucing. Meski, penelitian menyebut risiko kesehatan di balik menyantap kucing.
Dilansir dari sejumlah sumber, komunitas di Peru memiliki festival makan daging kuncing, setiap minggu ketiga di bulan September. Sedikitnya 100 ekor kucing dibantai per tahun, menurut Detik. Festival makan daging kucing digelar di La Quebrada, di San Luis de Canete, Peru. Kucing dibantai dengan cara yang sadis, seperti ditenggelamkan, ditembak, dan disembelih untuk diambil dagingnya dan dimakan. Namun festival ini kini tak lagi digelar. Sebab banyak aktivis pencinta hewan mengecam festival yang keji ini.
Sementara di Vietnam, menu olahan daging kucing menjadi salah satu santapan yang populer di kota besar di Hanoi dan Ho Chi Minh City, dikutip dari Kompas terbitan tahun 2014.
Pada hari sibuk, sebuah restoran bisa melayani hingga 100 permintaan sajian daging kucing. Kondisi ini juga membuat warga pemilik kucing ketakutan lantaran khawatir kucingnya tiba-tiba hilang dicuri untuk dijadikan santapan.
Seorang dokter hewan, Hoang Ngoc Bau, menduga kebiasaan makan daging kucing di Vietnam dipengaruhi dari masa lalu di mana warga Vietnam pernah sangat miskin akibat perang berkepanjangan. "Jadi, kami makan segalanya untuk bisa bertahan hidup, dari mulai serangga, anjing, kucing, bahkan tikus. Ini sudah menjadi kebiasaan," katanya.
Selain Vietnam, Peru, dan juga Madagaskar, masyarakat Manado di Indonesia juga gemar menyantap daging hewan ekstrem, seperti kucing, kelelawar, dan juga tikus.
Bahaya Menyantap Daging Kucing
Menyantap daging kucing juga memiliki risiko yang berbahaya bagi keksehatan. Jurnal berjudul ‘Consumption of Domestic Cat in Madagascar: Frequency, Purpose, and Health Implications' (2015), memaparkan bahaya menyantap daging kucing.
Salah satu bakteri yang mungkin muncul dari daging kucing baik mentah maupun matang adalah Clostridium Botulinum, bakteri penghasil racun botulin yang menyebabkan botulisme, dilansir dari Kumparan.
Botulisme adalah kondisi keracunan serius yang menyerang sistem syaraf (otak dan sumsum tulang belakang), menyebabkan kelumpuhan yang secara bertahap menyebar ke seluruh tubuh.
Selain itu, kutu-kutu kucing di kucing berpotensi menyebabkan manusia terinfeksi bakteri Borrelia Crocidurae. Bakteri ini menyebabkan demam tinggi.
Juga parasit protozoa Toxoplasma Gondii, yang menyebabkan toksoplasmosis pada manusia dengan kekebalan tubuh yang lemah. Taksoplasmosis memengaruhi fungsi kerja saluran pencernaan manusia, juga organ vital seperti jantung, saraf, dan kulit.
Bagi ibu hamil, taksoplasmosis mengakibatkan kelainan bentuk serius seperti kebutaan dan kerusakan neurologis pada janin bayi. Hingga kini, belum ada vaksin yang mampu menangkal penyakit tersebut.
Seperti diberitakan sebelummya, seorang warganet menyampaikan temuan karung berisi bangkai potongan badan kucing di Medan. Temuan itu diunggahnya di media sosial miliknya, pada Rabu 27 Januarai 2021. Dari informasi setempat, ia menyebut jika daging kucing dijual seharga Rp70 ribu untuk dimakan. (Det/Kum/Kom)