Viral, 8 Pelaku Kekerasan Seksual Dipecat KPI
Kasus pelecehan seksual yang dilakukan 8 pekerja Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat kepada pegawai laki-laki di lembaga yang sama berujung dengan pemecatan 8 pelakunya. Sedangkan korban tetap mendapat kontrak kerja di KPI.
Viral di Media Sosial
Kasus pelecehan seksual yang dilakukan 8 pekerja KPI mendapat perhatian dari netizen di media sosial. Salah satu akun di Twitter mengunggah kabar pemecatan 8 pelaku pelecehan seksual oleh KPI pusat.
Komisi tersebut tidak memperpanjang kontrak kerja terhadap 8 pelaku kekerasan seksual yang kasusnya mencuat sejak September lalu. Sedangkan korban kekerasan seksual, MS dipastikan tetap mendapat kontrak kerja di KPI.
Dis! Well finally… pic.twitter.com/suJDooWHud
— AREA JULID (@AREAJULID) January 12, 2022
Unggahan terkait pemecatan pelaku kekerasan seksual di KPI telah disukai lebih dari 11 ribu kali dalam hitungan jam. Sebagian besar netizen bersyukur dan mendukung sikap KPI memecat 8 pelaku kekerasan seksual di lembaganya.
Pertimbangan KPI
Komisioner KPI Hardly Stefano Fenelon, dikutip dari inews.id, pada Rabu 12 Januari 2022 menjelaskan tiga pertimbangan pemecatan 8 pelaku pelecehan seksual di KPI.
Antara lain hasil penyelidikan Komnas HAM yang meyakini jika korban menyampaikan hal yang benar. Bahwa ia telah menjadi korban kekerasan seksual serta perundungan dari 8 rekan kerjanya di KPI.
Pertimbangan kedua adalah upaya pemulihan bagi korban dengan tidak membiarkan berada di lingkungan kerja yang sama dengan pelaku pelecehan.
Pertimbangan terakhir, kasus kekerasan seksual di KPI sedang diusut kepolisian. Pemecatan pelaku bertujuan agar mereka fokus mengikuti proses hukum di kepolisian.
Kasus Kekerasan Seksual KPI
Seperti diberitakan sebelumnya, kasus kekerasan seksual yang menimpa seorang pekerja laki-laki di KPI, mencuat pada September 2021 lalu. MS mengaku mendapatkan berbagai bentuk pelecehan seksual serta perundungan sejak tahun 2012.
Pelaku kekerasan seksual adalah 8 rekannya sendiri. Kekerasan seksual dan perundungan berlangsung secara beruang, baik di kantor juga di dalam grup percakapan Whatsapp KPI.
MS mengaku mengalami stres, kesehatannya menurun, serta gangguan mental berupa trauma, akibat kekerasan seksual dari rekan kerjanya di KPI, serta perundungan yang merenggut martabatnya sebagai manusia.
Advertisement