Viral, 60 Pendaki Gunung Rinjani jadi Korban Penipuan Open Trip
Sedikitnya 60 orang pendaki Gunung Rinjani menjadi korban penipuan jasa open trip. Mereka ditinggalkan penanggungjawab jasa dan dibiarkan terlantar di Rinjani.
Penipuan Viral
Kasus penipuan jasa open trip ini viral di akun media sosial Instagram @mountnesia. Di dalamnya, akun tersebut menyampaikan kabar jika sejumlah pendaki Rinjani ditinggalkan oleh penanggungjawab trip.
Mereka juga kehilangan KTP yang dibawa oleh penyedia jasa open trip bernama Edwin Rianto. Edwin disebutkan meninggalkan pendaki setelah puluhan pendaki itu turun dari Gunung Rinjani.
Pendaki harus mengupayakan ongkos transportasi untuk kembali ke pulang ke domisili masing-masing menggunakan uang pribadi.
Kronologi Kasus
Seorang pendaki kepada detik.com mengaku memesan jasa open trip yang dilihat lewat akun Instagram mountnesia.
Jasa open trip ke Gunung Rinjani ditawarkan oleh Alas Adventure dengan biaya antara 850 ribu hingga 1,3 juta per orang.
Fasilitas yang diterima pun berbeda sesuai dengan tarif yang dibayar. Tarif pertama akan mendapat fasilitas transportasi dari titik pemberangkatan yang disepakati, juga homestay.
Sedangkan tarif kedua akan mendapatkan fasilitas tambahan berupa makan dan tenda, serta tiket gratis masuk ke Gili Trawangan.
Penipuan
Namun kejanggalan mulai dirasakan rombongan ketika jadwal pemberangkatan molor dari yang dijanjikan sebelumnya.
Peserta trip ke Gunung Rinjani yang sudah berkumpul di titik UKI Jakarta, baru berangkat pada 04:00 WIB, sedangkan jadwal semula pada pukul 21:00 hingga 22:00.
"Alasannya Edwin Rianto kena tipu pihak PO pertama, padahal sudah masuk DP 20 juta. Lalu datanglah satu bus untuk 60 orang dan mobil Elf untuk 19 orang," kata Intan Rahayu, 32 tahun.
Setelah rombongan berangkat, maslah lain muncul ketika mereka tiba di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Tiket masuk masing-masing peserta berbeda tanggal masuknya.
Selain itu, beberapa peserta di sejumlah kloter naik gunung tanpa leader dan porter. Selanjutnya, peserta yang sudah membayar mahal nyatanya hanya mendapat nasi tanpa lauk, sebab logistik yang dibeli Edwin Rianto tak lengkap.
Puncaknya, Edwin Rianto yang selama pendakian menyertai peserta hingga Plawangan Gunung Rinjani, kemudian pamit turun gunung lebih awal. "Kami pikir dia pergi karena takut peserta hipotermia. Komunikasi terakhir pukul 06.56 di tanggal 30, dia di mana, dia bilang mengurus peserta di Kandang Sapi," lanjutnya.
Nyatanya Edwin Rianto tak pernah muncul dan menelantarkan puluhan pendaki Gunung Rinjani.
Bayar Biaya Pulang
Intan melanjutkan, kondisi terkini sebanyak 50 pendaki Gunung Rinjani telah pulang ke rumah masing-masing menggunakan dana sendiri.
Ia juga menyebut jika posisi terakhir pendaki ada di Sembalun, dan seluruh KTP pendaki Gunung Rinjani telah ditemukan di dalam tas yang ditinggalkan oleh pelakutrip di homestay.
Advertisement