Violiga, Foto dan Kopi
Pour over. Itu istilah dalam seduh menyeduh kopi. V60, sami mawon alias sama saja. Nama sebuah alat untuk menyeduh kopi manual.
Baik pour over, juga V60, dua kata yang sangat populer belakangan ini. Begitu digandrungi, begitu familiar di kalangan para muda, dan begitu ingin memiliki.
Inilah dunia kekinian yang turut larut dalam tren kopi. Lalu, nona cantik ini? Siapa dia? Baristakah dia? Barista dimana? Seperti apa seduhan kopinya? Bisa latte art nggak ya? Biasa ngebruw pakai V60 atau yang jenis Kalita, atau yang ahli menggunakan Cemexs?
Uihhh seabrek pertanyaan kalau ada nona cantik dekat-dekat dengan dunia kopi. Bukan apa-apa sih, hanya karena langka saja. Sebab, hanya sedikit perempuan yang menggeluti serius dunia kopi. Menjadi barista, atau menjadi brewers sejati.
Violiga Maysuarli, begitu nama si cantik ini. Jangan kaget teman kopi, dia bukan barista, bukan juga brewers kopi.
Sejatinya, gadis yang terlahir di Palembang ini, adalah atlit sepak takraw Provinsi Sumsel. Karirnya pun mentereng, dia pernah membela Indonesia di ajang Asian University Games 2014 dan Sea Games Singapore 2015.
Huihhhh keren abis men... Yes, Violiga memang atlit takraw yang namanya cukup mocer dan sangat mudah dicari dalam dunia olah raga ini. Apakah saat ini dia masih atlit? Eittt mau tahu ajah. Yang jelas si cantik ini sekarang tinggal di Surabaya, dan memiliki aktivitas padat di sebuah instansi publik di kawasan Sukomanunggal, Surabaya.
Kok? Fotonya? Deket-deket alat kopi? Lhadalah, memangnya apa ndak boleh foto dengan alat kopi, foto di booth kopi, foto sedang minum kopi, tentu boleh dong. Kopi kan universal, mampu menjangkau siapa saja dan tak pilih-pilih juga tak pandang bulu. "Bulu kuduk aja lho boleh," kata dia.
Juga, terserah fotografernya dong untuk memilih setting. Setting adalah bagian dari artistik yang acap kali dikejar oleh sang fotografer. Ngomong-ngomong siapa sih fotografernya? Ah besok saja dech, kita cari bareng-bareng ya.
Jelasnya, fotografer, memilih setting dekat dengan aroma kopi pasti memiliki alasan. Violiga meski bukan barista, bukan brewers, minimal dia bisa ngopi. Minimal juga bisa ngopi bareng. Ngopi bareng itu ngopi rame-rame. Bercanda dengan kopi.
Cekrekkkk, tuh kan lihat hasilnya. Dia "hidup" di dekat alat kopi. Innernya malah mengesankan dia seorang brewers sejati. Setting di dekatnya cukup membantu gayanya. Mana kesan takrawnya? Tidak ada bukan? Violiga justru seolah pendekar kopi dan bukan olahragawati. Mari ngopi teman, kawan, dan sahabat.(idi)
Advertisement