Video Viral Uang Jaket BEM Unair Ditilep, Netizen Sebut Korupsi
Kabar tentang penggelapan uang jaket BEM Unair tersebar di Twitter. Akun @AREAJULID mengunggah ulang video dari pengurus BEM Unair Achmad Alak. Di dalamnya Alak membeberkan kronologi dugaan penipuan uang pengadaan jaket senilai Rp20 juta. Ia juga mengaku telah melaporkan ke Polrestabes Surabaya.
Tilep Jaket BEM Unair Ramai di Twitter
Akun @AREAJULID mengunggah video berisi kronologis dugaan penipuan uang jaket BEM Unair senilai Rp 20 juta.
"Dis! Parah sih, masih mahasiswa udah banyak KKN (kolusi, korupsi, nepotisme) di organisasinya, padahal masalah mengenai acara ospek pun belum selesai. Di kampus kalian bagaimana?," cuit akun tersebut, pada Rabu 16 Juni 2021.
Dalam unggahan tersebut terdapat video konfirmasi dari sosok mahasiswa bernama Achmad Alak, sebagai pengurus BEM Unair yang mengeksekusi pemesanan jaket BEM Unair tersebut. Sejak diunggah status ini sudah disukai lebih dari 800 kali, dan dikutip sebanyak 177 kali.
Korban Tertipu Rp 20 Juta
Menteri Ekonomi Kreatif BEM Unair Achmad Alak menjelaskan kronologis penipuan jaket BEM Unair lewat media sosialnya.
Alak menyebut, pemesanan jaket BEM Unair dimulai pada Februari 2021. Pihaknya telah mewawancarai sejumlah pengusaha konveksi. Sasarannya adalah mahasiswa yang memiliki usaha konveksi. Tujuannya untuk memberdayakan mahasiswa yang memiliki usaha konveksi.
Namun akhirnya, seorang mahasiswa vokasi bernama Widi, terpilih sebagai eksekutor pembuat jaket BEM Unair. "Dengan rekomendasi dari Mas Sined, selaku Irjen BEM Unair, saya memutuskan untuk menggarap jaket di Mas Widi," katanya.
Sejak itu pihaknya kemudian mengirim uang sebesar Rp 20 juta kepada Widi. Namun, setelah membayar uang, pihaknya kesulitan mengontak penjahit. "Widi tak bisa membantu menyambungkan ke penjahit. Beliau (Widi) menjanjikan pada 23 Mei ke Surabaya, untuk menjanjikan ketemu penjahit," katanya.
Hingga video tersebut diungah, Alak menyebut belum ada kabar dari Widi terkait kejelasan jaket mereka. Pantauan Ngopibareng.di, video ini diunggah sekitar 14 jam lalu di Instagram.
Kemudian, Alak bertemu dengan Sined dan Chak yang disebut sebagai Presiden BEM Unair. Namun dalam pertemuan tersebut tak menghasilkan solusi apapun terkait kejelasan jaket.
Alak lantas berinisiatif pergi ke alamat penjahit sesuai yang tertera dalam MoU. "Penjahit mengaku tak mengetahui Widi, tak menerima pesanan dari Unair, dan vendor atau penjahit tak sesuai dalam MoU," lanjut Alak.
Lapor pada Polrestabes Surabaya
Berdasarkan sejumlah bukti dan tak adanya kabar dari Widi, Alak lantas menyebut melaporkan kasus penggelapan tersebut ke Polrestabes Surabaya. Dalam unggahan yang sama, Alak mengunggah foto dirinya, membawa dokumen di depan Polrestabes Surabaya.
Selain melapor ke Polrestabes Surabaya, ia juga berkonsultasi ke rektorat di Unair terkait penggelapan uang jaket BEM Unair tersebut.
Hasilnya, rektorat mengaku jika BEM Unair telah meminjam uang sebesar Rp 20 juta. Rektorat yang disebut sebagai Dirmawa, mengetahui jika BEM Unair sedang tertimpa musibah berupa penipuan. Uang sebesar Rp 20 juta diberikan rektorat pada Presiden BEM Unair sekitar 2 minggu lalu. "Namun uang itu tidak pernah saya terima dan saya tidak tahu menahu perihal Mas Chak meminjam uang," kata Alak.
Netizen Sebut Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Di video yang sama, Alak menyebut jika dalam proses pencarian informasi, diketahui jika Widi, Sined, dan Chak saling mengenal dengan baik, satu dengan yang lain. "Di sini saya mengajak teman-teman mahasiswa untuk mengawal kasus jaket Bem Unair ini, agar tidak terjadi kembali kasus korupsi pun penggelapan dana di mahasiswa Unair," katanya.
Unggahan video di Area Julid pun banyak direspon oleh netizen. Sebagian netizen menekankan tentang dugaan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Seperti yang dicuitkan oleh akun @Menujuxxx. "gitu teriak" korupsi korupsi," tulisnya.
Sementara akun @septixxx menulis "Gak heran sih, soalnya mau jadi petinggi organisasi pun biasanya beli suara. Ya mana mungkin tidak ingin balik modal," cuitnya.