Video Ricuh Pasukan TNI dan Petani di Sawah Viral, Ini Faktanya
Video yang memperlihatkan perkelahian antara sekelompok anggota TNI Angkatan Darat (AD) dan petani di tengah sawah, viral di media sosial. Kejadian itu diketahui berlangsung di Desa Seituan, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.
Video Viral TNI AD
Salah satu akun di Twitter mengunggah video kericuhan antara pasukan TNI AD dengan sekelompok warga sipil di tengah sawah.
Terlihat, pasukan TNI AD yang jumlahnya lebih banyak, turun ke sawah dan melakukan tindakan fisik pada sejumlah warga. Beberapa oknum terlihat memukul dan menendang warga. "TNI memukuli masyarakat," terdengar suara di dalam video.
Terdapat pula bagian yang menunjukkan anggota TNI AD sedang menahan personel lain yang hendak turun ke sawah. "Tarik, tarik, tarik," terdengar suara di dalam video.
Penjelasan TNI AD
Sekretaris Umum Pusat Koperasi Angkatan Darat (Puskopkar) A Kodam Bukit Barisan Letkol Caj Wendrizal menjelaskan jika peristiwa itu bermula dari upaya TNI AD memasang plang pemberitahuan tentang status lahan adalah milik Kodam I/BB, berdasarkan putusan Mahkamah Agung. Peristiwa itu terjadi pada Selasa, 4 Januari 2022.
"Pasukan tiba di lokasi sekitar pukul 09.30 WIB. Pasukan langsung ke titik rencana pemasangan di sebelah timur lahan," kata Wendrizal, dikutip dari kompas.com, Kamis 6 Januari 2022.
Ada beberapa lokasi yang hendak dipasang plang tersebut. Pasukan TNI AD mengalami penolakan dari warga penggarap lahan. Di titik itu, TNI AD urung memasang plang untuk menghindari gesekan.
Mereka beralih ke titik barat, lokasi berbatasan dengan dengan jalan aspal dan tali air. Setelah plang terpasang, pasukan beristirahat, penggarap lahan mulai mengadang jalan tepat di depan truk Yon Zipur 1/DD, pada pukul 11:30 WIB.
Mereka meminta agar plang segera dicabut. Dalam situasi itu, Wendrizal mengaku menawarkan dua opsi. Penggarap mencabut sendiri plang yang telah didirikan oleh Puskopkar A Bukit Barisan.
Atau opsi kedua, Puskopkar akan mencabut plang kepemilikan HGU, dengan syarat penggarap juga mencabut plang yang telah didirikan oleh penggarap.
Namun tak terjadi kesepakatan atas opsi itu. Yang terjadi, penggarap yang anarkis mulai melempari personel TNI dengan lumpur. Sedangkan TNI mengejar penggarap yang dianggap sebagai provokator.
Kericuhan itu berakhir dengan warga yang berhamburan dan TNI meninggalkan lokasi. Tak ada korban dari semua pihak dalam kericuhan yang melibatkan pasukan TNI, penggarap lahan, dan warga sipil itu.
Advertisement