Video Ojol Diduga Covid di Makam Keputih,PDOI Jatim Lempar Kritik
Sempat viral video di media sosial menunjukkan pemakaman jenazah di TPU area Keputih, Surabaya, yang dikebumikan oleh beberapa orang menggunakan APD lengkap. Dalam unggahan itu, juga terdengar beberapa ojol meneriakkan kata “kami tidak takut corona”.
Humas Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur, Daniel Lukas Rorong menyesalkan munculnya video tersebut. Meski belum mengetahui di mana lokasi pemakaman itu, dan siapa yang dimakamkan, serta apakah benar jenazah itu positif covid-19, ia menyayangkan ucapan ojol yang meneriakkan tidak takut corona.
“(Video) sudah ada semingguan yang lalu. Yang jelas kan, di mana kejadiannya? siapa aja yang terlihat di sana?,” kata Daniel, kepada Ngopibareng.id, Selasa, 26 Mei 2020.
Daniel pun mempertanyakan, tidak adanya petugas yang hadir untuk mengawal prosesi pemakaman tersebut. Sebab, menurutnya jika ada seseorang telah dinyatakan terkonfirmasi positif, seharusnya mendapatkan perhatian khusus.
“Yang saya pertanyakan adalah, itu kenapa kok tidak ada petugas. Biasanya kalau ada pemakaman dari indikasi jenazah yang terpapar covid-19, ada pengamanan seperti polisi atau Satpol PP lah, lah di video itu kok tidak ada,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menyatakan tak mengenali pemakaman tersebut serta sosok orang-orang yang ada di dalam video Youtube, yang menyebutkan jika pemakaman berada di Makam Keputih, Surabaya.
Ia juga tak megetahui kaitan antara ojok online yang terlihat di makam dengan jenazah yang dimakamkan, apakah mereka sesama ojek, atau berhubungan sebagai kerabat.
“Kalau misalnya terjadi di Surabaya yah, (driver ojol) itu ada lebih dari 3000, jadi saya gak mengenali itu, dan tidak semua ojol tergabung dalam perhimpunan kami,” ungkapnya.
Namun, meski tak bisa memastikan jika peristiwa itu terjadi di area pemakaman Keputih, Daniel menyesalkan tindakan yang telah dilakukan oleh para driver ojol di unggahan itu.
“Seharusnya kalau itu memang jelas terpapar virus covid-19, kan gak boleh sedekat itu, harus ada jarak, lah itu kenapa kok mendekat, itu yang saya sesalkan. Lalu ada ucapan ‘tidak takut (corona)”, ini seharusnya peduli dengan protokol kesehatan,” tutup Daniel.