Video Klarifikasi Mendikbud Nadiem Makarim Terkait POP
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim meminta maaf atas terjadinya kisruh tentang Program Organisasi Penggerak (POP).
Nadiem menyampaikan hal ini dalam Channel Youtube Resmi Kemendikbud.
Secara khusus Nadiem menyampaikan permohonaan maafnya kepada NU, Muhammadiyah hingga PGRI dan terus meminta bimbingan.
Untuk informasi NU dan Muhammadiyah batal ikut dalam program tersebut karena merasa ada kejanggalan soal ormas lain yang ikut serta.
Nadiem juga menegaskan Tanoto Foundation serta Putera Sampoerna Foundation tidak akan menggunakan dana APBN sepeserpun dalam program Kemendikbud.
Berikut pernyataan lengkap Nadiem Makarim:
Assalammualaikum,
Saya ingin memulai dengan menyatakan terima kasih atas semua saran dan masukan yang disampaikan berbagai pihak dengan Program Organisasi Penggerak (POP). Niat kami sejak awal adalah untuk bermitra dengan para penggerak pendidikan dan menemukan inovasi-inovasi yang bisa dipelajari pemerintah serta diterapkan skala nasional itulah makna dari Program Organisasi Penggerak. Agar kemdikbud bisa belajar dari masyarakat pergerakan pendidikan.
Hanya satu misi porgram kami mencari jurus dan pola terbaik mendidik penerus negeri ini. Minggu lalu saya memutuskan penundaan sementara dan evaluasi lanjutan namun polemik serta kebinginungan terjadi di masyarakat yang harus saya jawab.
Kemdikbud telah menyepakati dengan Tanoto Foundation dan Putera Sampoerna Foundation partisipasi mereka dalam program Kemdikbud tidak gunakan dana APBN sepeserpun.
Mereka akan mendanai sendiri aktifitas programnya tanpa anggaran pemerintah. Harapan kami ini akan menjawab kecemasan masyarakat mengenai potensi konflik kepentingan dan isu kelayakan hibah yang sekarang dapat dialihkan ke organisasi yang lebih membutuhkan.
Saya menyatakan apresiasi sebesar besarnya atas masukan pihak NU, Muhammadiyah dan PGRI mengenai Program Organisasi Penggerak. Ketiga organisasi itu sudah berjasa di dunia pendidikan bahkan jauh sebelum negara ini berdiri. Tanpa pergerakan mereka dari sabang sampai merauke identitas budaya dan misi pendidikan Indonesia tak terbentuk.
Dengan penuh rendah hati saya mohon maaf atas segala keprihatinan yang timbuh dan berharap tokoh dan pimpinan NU, Muhammadiyah, PGRI bersedia untuk memberikan bimbingan dalam program yang kami sadari betul masih belum sempurna.
Tanpa dukungan dan partisipasi semua pihak mimpi kita bersama untuk ciptakan pendidikan berkualitas penerus bangsa akan sulit tercapai. Kami di Kemdikbud siap mendengar siap belajar. Polemik POP pun berujung tiga ormas besar mengundurkan diri sebagai peserta, yakni Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif PBNU dan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah.