Video Eggy Yunaedi Demo Speed Painting Wajah Multatuli
Speed painting adalah teknik melukis dengan cepat. Beda dengan sketsa, yang sama-sama dibuat secara cepat. Sketsa sering kali diposisikan sebagai sebuah studi atau awal sebuah lukisan yang hendak diselesaikan di kemudian waktu. Sementara speed painting menghasilkan karya final.
Adalah Eggy Yunaedi, perupa dan penggiat kebudayaan, mengemas kegiatan melukisnya sebagai hiburan. Selama pendemi Covid-19, ia memilih melakukan “show” tanpa kehadiran banyak orang. Sebagai gantinya, Eggy Yunaedi membuat rekaman video untuk disebarkan di media sosial.
Dalam rekaman video yang diterima Ngopibareng.id, Eggy Yunaedi melukis wajah penulis novel Belanda Edward Douwes Dekker, yang terkenal dengan nama Multatuli. Pada tahun 1856, ia membongkar praktik kolonialisme juga feodalisme penguasa lokal di Hindia Belanda lewat karyanya berjudul Max Havelaar.
Uniknya, selain melukis cepat, Eggy Yunaedi juga menuangkan lukisannya ke dalam kanvas dalam posisi terbalik. “Laksana bayi di dalam rahim yang mengambil posisi terbalik saat siap dilahirkan, lukisan pun dibuat dalam posisi serupa. Setelah selesai, lukisan diputar, dan nampaklah sosok wajah kedua proklamator,” jelasnya.
Aksi ini jelas membuat penonton dibuat penasaran. Sebab, mereka tidak bisa menebak siapa tokoh yang sedang dilukis, karena posisinya terbalik. Setelah selesai dan lukisan dibalikkan posisinya, barulah nampak jelas wajah siapa yang dilukis itu.
“Demo lukis cepat dan terbalik ini menjadi hiburan tersendiri,” ujar Eggy.
Teknik melukis dengan cepat wajah Multatuli ini digelar Eggy Yunaedi di Museum Multatuli, Rangkasbitung, Lebak, Banten. Demo speed painting ini merupakan rangkaian melukis obyek tokoh-tokoh sejarah bangsa.
Sebelumnya, Eggy Yunaedi sudah ujuk kebolehan speed painting di Rumah Sejarah Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Dalam rangka menyambut HUT RI ke-75. Eggy Yunaedi melukis wajah Proklamator Kemerdekaan RI, yakni Soekarno-Hatta. Lokasi melukis sengaka diambil di tempat beberapa pemuda “menculik” Bung Karno dan Bung Hatta pada 15-16 Agustus 1945. Mereka memaksa agar kedua tokoh itu segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Eggy Yunaedi membuat lukisan Soekarno-Hatta dalam panel terpisah, dan selesai hanya dalam waktu 33 menit. Selain super cepat, prosesnya juga unik, karena kedua lukisan berukuran 70 x 100 cm itu dilukis sekaligus dalam posisi terbalik.
Serial speed painting tokoh-tokoh sejarah bangsa tersebut diharapkan bisa menjadi media yang menarik untuk mengenang tokoh bangsa, sekaligus menumbuhkan kecintaan pada sejarah. Beberapa nama seperti perintis pers nasional Tirto Adhi Suryo, tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara, tokoh emansipasi Kartini dan beberapa nama lain telah masuk dalam daftar.
“Prosesnya yang cepat membuat speed painting berkembang menjadi seni rupa sekaligus seni pertunjukan yang menarik. Tampaknya sejauh ini di Indonesia belum banyak yang menekuni speed painting secara khusus,” ujar Eggy Yunaedi.