Video Edukasi Kesehatan Mental, Mahasiswa UMM Raih Juara
“Pada awalnya, saya sempat minder karena hampir semua peserta tergabung dalam berkelompok, sementara saya sendiri. Videonya juga keren-keren. Namun, Alhamdulillah saya berhasil memperoleh juara tiga.
"Saya juga tidak berencana berhenti sampai di sini saja, tapi akan mengembangkan kreativitas sehingga bisa mengikuti dan memenangi kompetisi lainnya,” pungkasnya mengakhiri."
Demikian pengakuan Shafira Firdausa Brilliani, mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dikutip Jumat 18 Juni 2021.
Prestasi dan Kreativitas
Pemahaman masyarakat Indonesia tentang kesehatan mental masih belum maksimal. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya orang yang menyepelekan gangguan mental dan enggan untuk pergi ke psikiater ketika mengalaminya.
Untuk menghapus stigma negatif tersebut, Shafira Firdausa Brilliani, mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat video edukasi kesehatan mental berjudul Terbunuh Stigma.
Adapun video itu diikutsertakan pada perlombaan nasional Promosi Video Kesehatan Mental dan berhasil meraih juara tiga. Perlombaan itu diselenggarakan oleh Asosiasi Psikologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (APSI PTM), pekan lalu.
Bidang Kesehatan Mental
Sebagai seorang yang berkecimpung di bidang kesehatan mental, Brilliani mengaku prihatin dengan stigma negatif yang ada di masyarakat. Banyak orang yang mengalami masalah kesehatan mental.
Mereka hanya memendamnya sendiri dan tidak ingin mendapat bantuan profesional. Bahkan ada yang tidak sadar bahwa mereka tengah berada di kondisi mental yang tidak baik.
“Stigma negatif masyarakat terhadap pengidap gangguan mental nyata adanya. Orang-orang tidak ingin pergi ke psikolog maupun psikiater untuk berobat karena alasan malu diolok-olok sebagai orang gila. Lebih parah lagi takut dianggap sebagai aib keluarga. Kalau hal ini terus berlanjut, bisa-bisa orang yang mentalnya tidak sehat malah ‘terbunuh’ karena stigma tersebut,” ungkap mahasiswa kelahiran Bangkalan ini, dikutip Jumat 18 Juni 2021.
Proses Kreatif Produksi Video
Mahasiswa Psikologi semester dua ini bercerita, untuk membuat satu video ini, ia memerlukan waktu hampir tiga minggu. Proses tersebut meliputi kesiapan materi, konsep video, properti, proses syuting, sampai editing. Hebatnya, Brilliani melakukan semuanya sendiri.
“Dari semua proses produksi, kendala terberat yang saya alami adalah waktu. Saya harus pintar-pintar membagi waktu untuk kuliah, menjadi parttimer, dan membuat video. Saya juga tidak memiliki kamera profesional, untungnya ada teman yang bersedia meminjamkan kamera kepada saya untuk berkarya dan memenangi lomba ini. Untuk kendala editing, untungnya tidak ada karena saya sudah ada bekal editing sejak SMA,” ujar Brilliani melanjutkan.
Advertisement