Video Call Tak Bisa Gantikan Pulang Kampung Saat Idul Fitri
"Hallo Bu Assalamualaikum! Iki gambare putumu sing nomer telu. Lha.... iki sing nomer siji karo sing nomer loro. Iki keluarga nyong ketok kabeh..... Ayo podo dada-dada karo mbah putri....
Nyong ora bisa bali ono korona. Sing penting seger warah kabeh, rioyoan lewat pidio....gampunten nggeh Bu. THR konggo ibu wis tak transfer. Ayo le dada meneh karo mbah putri. Dada Bu... Assalamualukum sehat ngge, ojo susah yen korona wis bar nyong mulih..."
Suara itu terdengar dari sebuah rumah di kompleks Yon Hub Pos Pengumben Kelapa Dua Jakarta Barat pada waktu lebaran Minggu 24 Mei 2020 kemarin. Beberapa saat kemudian suara itu tidak terdengar lagi.
Ternyata keluarga Mahmudin waktu sedang berlebaran dengan keluarganya di Purworejo Jawa Tengah dengan memanfaatkan teknologi video call melalui handphone.
Berlebaran melalui video call ini merupakan satu-satunya cara yang bisa dilakukan bagi perantau untuk berlebaran dengan keluarga di kampung,
untuk mencegah penularan Covid-19. Selain itu untuk mematuhi peraturan pemerintah yang melarang mudik maupun pulang kampung.
Kegelisahan masyarakat sehungan dengan larang mudik tersebut, sedikit terobati dengan adanya teknologi yang mampu mengirim suara berikut gambar melalui perangat handphone.
"Meskipun bisa menggunakan video call, tapi saya tidak puas kalau tidak pulang kampung dan bertatap muka langsung dengan keluarga. Sudah tradisi, sulit dihilangkan," kata Mahmudin.
Suasana gembira selalu terpancar di setiap Hari Raya Idul Fitri, sekarang
berubah menjadi hari raya yang paling sepi dibanding hari raya tahun tahun sebelumnya..
Hari Raya Idul Fitri 1441H diselimuti keprihatinan yang dalam akibat pandemi Covid -19 yang melahirkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.
Masyarakat utama umat muslim tidak bisa menyambut kemenangan setelah berpuasa menahan lapar dan dahaga serta bertarung melawan hawa nafsu selama satu bulan.
Kegiatan keagamaan di masjid juga dilarang. Salat tarawih sampai shalat Idul Fitri pun harus dilakukan di rumah.
Pada saat lebaran masyarakat dipaksa tetap tinggal di rumah saja. Bersilaturahim dengan keluarga cukup menggunakan saluran komunikasi atau video call.
Wapres KH Ma'ruf Amin mengakui bahwa Hari Raya Idulfitri 1441 H, ini memang berbeda dengan sebelumnya. Sehingga, suasana hari raya yang biasanya dirayakan dengan gembira, maka harus disesuaikan dengan kondisi saat ini sebagaimana diajarkan dalam agama.
“Tahun ini tahun penuh bahaya karena adanya Covid-19. Karena itu, puasa kita di bulan Ramadan kita sesuaikan, Hari Raya pun disesuaikan dengan kondisi itu. Karena itu, supaya tidak lakukan salat Id di masjid ataupun di lapangan. Masyarakatpun dilarang mudik maupun pulang kampun guna menghindari potensi penularan," kata Ma'ruf.
Advertisement