VIDEO: Bikin Merinding, Adzan di Azerbaijan di Masa Pandemi
Suara adzan berkumandang di Azerbaijan, bekas negara bagian Uni Soviet, Panggilan menunaikan sembahyang (shalat) bagi umat Islam itu, digemakan secara luas, dalam masa Pandemic COVID-19 saat ini.
"Bagus. Merinding. Nadanya beda. Bikin mau Nangis. Hari-hari di masa krisis COVID-19. Semoga Allah memberikan kekuatan sehat walafiat dalam menghadapi Pandemi COVID-19 Amin," demikian komentar seorang warganet, Rabu 1 April 2020.
Azerbaijan, kini menjadi negara sendiri di Eropa Timur. Bekas negara bagian Uni Soviet ini, pecah ketika Mikhail Ghorbachev menggaungkan strategi Perestroika, Glasnots dan Demokrazia.
Dalam sejarah, negara-negara di Eropa Timur ini menjadi bagian dari emporium Islam, menyusul masa kejayaan Islam di Eropa, khususnya di Spanyol. Sejak 500 tahun yang lalu. Ketika bangsa Moor (Moorosh) menguasai Spayol dan Portugis.
Seorang juru dakwah di Granada membantah hal itu, karena justru umat Islam di Spanyol saat ini berusaha menunjukkan kepeduliannya pada Pandemi Covid-19.
Berikut video lengkap Adzan Berkumandang di Azerbaijan, Eropa Timur:
Azerbaijan, negara bermata uang manat ini adalah negara kaya sumber daya alam. Kekayaan utama Azerbaijan adalah minyak dan wilayah agrikultur yang mendominasi wilayah daratannya. Dalam Azerbaijan: General Information(2007) disebutkan, dua pertiga wilayah negara itu kaya akan minyak dan gas alam.
Menurut Geographical Data yang diterbitkan Biro Statistik Negara Republik Azerbaijan (2007), negara seluas 86.600 kilometer persegi ini merupakan daerah cekungan agrikultur terbesar di kawasan Kaukasus (sebutan untuk daerah atau negara yang terletak di perbatasan Eurasia). Wilayah agrikultur Azerbaijan mendominasi daratannya hingga 54,9 persen.
Hasil utamanya adalah komoditi perdagangan, seperti buah anggur, kapas, tembakau, jeruk, dan sayur-sayuran, serta ternak, produk susu, dan minuman anggur. Selain agrikultur, panorama alam dan budaya Azerbaijan menjadi daya tarik turis dan menjadi sumber pemasukan bagi negara.
Negara yang terletak di persimpangan antara Asia Barat dan Eropa Timur ini dikenal sekuler karena memberikan kebebasan beragama seluas-luasnya pada penduduknya, serta tidak mengaitkan agama pada urusan apa pun dalam berbagai hal. Agama baru akan disangkutpautkan ketika ia memunculkan bahaya dan menimbulkan keresahan, misalnya saja terorisme.
Mayoritas penduduk Azerbaijan memeluk Islam dengan jumlah tidak kurang dari 99,2 persen. Sebanyak 85 persen di antaranya adalah Muslim Syiah dan sisanya adalah Muslim Sunni.
Persentase Syiah yang besar itu menjadikan Republik Azerbaijan negara dengan populasi Muslim Syiah terbesar kedua setelah Iran. Agama lain yang dianut di sana adalah Kristen dan sejumlah keyakinan lain seperti Zoroastrianisme.
Uniknya, berdasarkan laporan Pew Research tahun 2009, identitas Muslim di Azerbaijan lebih banyak didasarkan pada budaya dan etnisitas dibandingkan pada agama itu sendiri. Kondisi tersebut agaknya dipengaruhi oleh riwayat keislaman penduduk Azerbaijan pada periode-periode lampau, yang secara historis membentuk Islam lebih sebagai budaya dan memengaruhi interaksi serta kehidupan mereka.