Via Vallen, Siapa Sangka, Terlambat Ngetop Tapi Kini Terdepan
Tidak banyak yang tahu, jika ternyata Via Vallen, sebenarnya “terlambat” ngetop. Dibilang terlambat ngetop jika dibandingkan dengan teman-teman seangkatannya dari Jawa Timur era tahun 2000an. Sebut saja, nama Inul Daratista, Uut Permatasari, dan Dewi Persik. Kita tahu, nama-nama yang disebut tadi sudah ngetop duluan di ibukota.
Tapi itu dulu. Sekarang nama Via Vallen, terbukti yang lagi ngetop. Bahkan boleh dibilang malah sudah melampaui nama-nama artis Jawa Timur yang sudah ngetop duluan tadi. Atau minimal, satu grade sama dengan mereka, kalau gak boleh nyombong dikit.
Sekedar kilas balik saja ato bahasa kerennya flash back, artis dangdut nasional era 80 sampai dengan 90an sebenarnya lebih banyak dibanjiri oleh artis-artis Jawa Barat. Saat itu, artis-artis dari Jawa Barat bisa dibilang mempunyai kesan yang anggun. Taruh contoh, Iis Dahlia, Evie Tamala, dan rekan-rekannya.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, sekitar tahun tahun 2000an artis dangdut Jawa Timur mengalami “bedol deso”. Dari yang awalnya hanya jago kandang, ternyata mereka bisa juga unjuk gigi di pentas nasional.
“Bedol deso” artis dangdut Jawa Timur ini juga tak bisa dilepaskan “reformasi” peta dangdut nasional. Peta dangdut nasional yang awalnya didominasi dengan lagu dangdut dengan nada-nada melow pun berubah, sejak masuknya pengaruh koplo.
Dengan sentuhan koplo, dangdut melow pun menjadi lebih energik dengan hentakan kendang dan beat yang lebih cepat. Dan bicara dangdut koplo maka tak bisa dilepas dari grup yang sering bawakan dangdut koplo seperti Monata, New Palapa, Serra. Pun begitu juga dengan artis-artisnya. Semakin ngetopnya koplo ini membuat artis-artis Jatim jadi berlarian ke ibukota.
Lalu bagaimana dengan Via Vallen? Popularitas yang diraih sekarang, sebenarnya, ditempuh dengan istiqomah. Ya, Via Vallen, berangkat meniti karier sejak kecil, masih ABG, dari Tanggulangin, Sidoarjo.
Via memulai nyanyi sejak duduk di kelas 2 SMP. Bahkan sejak kelas lima SD, Via sudah sering manggung. Diajak ayahnya yang seorang musisi dangdut di Sidoarjo. Ayahnya asli Jawa. Sedang ibunya keturunan Sunda campur Aceh.
Awalnya ia lebih tertarik jalur pop. Namun buah apel tidak jauh jauh dari pohonnya. Ia pun mengikuti kiprah ayahnya, terjun di jalur musik dangdut
Saat masih “belum apa-apa” itu, sekitar tahun 2002-2005 silam, misalnya, Via Vallen sudah keluar masuk studio JTV Surabaya. Saat itu, ia tampil di program “Dangdut Get”, yang dibesut JTV bekerjasama dengan Harpa Record Jakarta, Handoko Kusumo dan artis Safari Jatim, Erna Djaelani.
”Sekarang, Via Vallen, yang terbaik di Jakarta,” ujar Handoko Kusumo kepada ngopibareng.id, ketika diminta pendapatnya, tadi malam.
Kegigihan meniti karier, ditempuh Via Vallen, memang dengan “sabar” menyusul rekan-rekannya yang lebih dulu tembus ibukota. Di “usia yang sekarang” bayangkan, Via Vallen masih bisa ngejar. Tak gampang jadi artis cewek, apalagi dangdut, menempuh karier di “usia mapan” seperti Via Vallen sekarang.
Via Vallen bahkan sekarang mendapat julukan “Ratu Pop Koplo” . Di Jakarta, Via seperti banteng ketaton, semua TV Nasional dirambah. Sejumlah penghargaan untuk artis dangdut, disapu bersih. Ia meninggalkan begitu saja pesaingnya, Ayu Tingting (Alamat Palsu), Saskia Gotik (Goyang Itik) atau Jupe yang telah tiada (hits “Belah Duren”). Sedangkan Dewi Persik, dalam beberapa tahun terakhir, tak punya lagu gacoan.
Beda dengan artis-artis dangdut yang ada sekarang, yang lebih mengandalkan seksi dan glamor, Via Vallen tampil berbeda. Yakni dengan dandanan casual. Juga mengangkat lirik bahasa Jawa campur bahasa Indonesia dalam lagunya.
“Lagu campursari Jawa banyak dilupakan. Artis banyak yang lengah. Padahal lagu dangdut lirik Jawa itulah yang lebih abadi. Misalnya Bojo Loro, Cucak Rowo, Sewu Kutho, Jaranan, Anoman Obong, Alun-Alun Nganjuk dan banyak lagi,” ujar Cak Sodiq, pentolan Monata, kepada ngopibareng.id, terpisah, mencoba mengamati.
Yang jelas, imbuh Sodiq, sekarang Via yang lagi hoki. “Sak iki wis wayahe Via Vallen. Tiap artis ada jamannya dan tiap jaman ada artisnya, gentian ngono iku,” imbuhnya.
Maka Via pun diperebutkan di sana sini. Utamanya panggung-panggung dangdut di TV nasional. Ia bahkan jadi langganan acara Karnaval, Inbox SCTV tour Indonesia, dan sejumlah program TV lainnya.
Seiring dengan melambungnya namanya, Via pun punya penggemar fanatiknya, Vyanisty.
Sampai sekarang, semua radio, TV, panggung hajatan, anak-anak pengamen, rumah karaoke, selalu memainkan lagunya, “Sayang … opo kowe krungu jerit e ati ku… mMngharap engkau kembali… sayang … nganti memutih rambut ku .. rabakal luntur treno ku..”
Tak salah kalau sekarang Gus Ipul menarik artis fenomenal ini, Via Vallen, sebagai brand ambassador single hits kampanyenya, Jatim Makmur. Tunggu aksinya di panggung kampanye Gus Ipul – Puti Soekarno, sebentar lagi! (dmr)