Vegan Festival Surabaya Diharapkan Jadi Kota Ramah Pelaku Vegan
Vegan Festival Surabaya 2024 kembali digelar di Exhibition Hall Grand City Mall. Festival yang kesebelas kalinya digelar itu juga sebagai edukasi mengenai makanan vegan yang memiliki ragam jenis, bukan hanya telur dan susu saja.
Para pengunjung yang hadir juga merasakan tester dari makanan para tenan, setelah mencoba banyak dari mereka yang ketagihan. Pola hidup sehat saat ini semakin digemari, salah satunya adalah mengkonsumsi vegan food.
Digelarnya acara tersebut membuat Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo mendorong Surabaya, supaya bisa menyusul Bali menjadi salah destinasi wisata ramah pelaku vegan atau vegan lifestyle. Hal tersebut lantaran pola hidup sehat semakin tahun semakin meningkat.
Angela melihat secara signifikan banyak masyarakat mulai melakukan vegan lifestyle.
"Festival vegan di Surabaya sudah memecahkan rekor tersendiri dengan banyaknya animo masyarakat yang hadir. Vegan food memang harus banyak diperkenalkan ke masyarakat, karena secara riset pola hidup seperti itu baik untuk kesehatan dan lingkungan," tutur Angela.
Selain itu, dengan acara ini pihaknya juga berharap bisa meningkatkan perputaran ekonomi dengan kunjungan wisatawan di Indonesia. Terlebih pada tahun 2022 Vegan Festival Indonesia meraih rekor MURI terbesar di dunia.
"Ini peluang yang bagus ditengah maraknya pola hidup sehat dalam masyarakat. Bali sudah menjadi destinasi yang ramah vegan food, harapannya tidal Bali saja, siapa tahu Surabaya bisa menyusl mengingat kalau ke Surabaya selalu yang dicari kuliner, bisa dikembangkan sampai ke vegan food," terangnya.
Di samping itu, Lewis Kosasih, Ketua Panitia Vegan Festival mengatakan, kurang lebih sebanyak 120 tenan vegan food mengikuti acara ini. Tujuannya, mereka ingin memperkenalkan bahwa banyak olahan vegan yang merupakan produk lokal Indonesia, bahkan Jawa Timur.
"Terutama disini banyak olahan vegan yang ramah untuk lidah anak muda, seperti kebab dan lainnya. Sehingga mereka bisa mencoba dan tahu kalau ada makanan yang biasa dikonsumsi tapi versi vegan food," imbuhnya.
Di sisi lain, salah satu pemilik stan GS Vegan Food Surabaya, Sindy Sampelan mengatakan, pihaknya disini memperkenalkan makanan berat seperti rawon, soto, burger dan kebab tapi berbahan vegan food.
"Kenapa vegan karena dagingnya dari
bahan kaki jamur sitake menjadi serat daging rendang dan tepung tanpa telur tanpa susu untuk merekatkan. Agar seperti daging asli," tutur Sindy.
Ia menyebut, banyak pengunjung yang ketagihan dengan vegan food. Karena lebih sehat dan rasa serta teksturnya mirip dengan daging sapi asli.
"Banyak yang ketagihan sampai mau pesan lagi. Rata-rata makanan disini dijual dari harga Rp25 ribu sampai Rp35 ribu," tambahnya.
Untuk diketahui, vegan food adalah
gaya hidup vegan murni hanya mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Veganisme berupaya untuk menghindari semua bentuk eksploitasi terhadap hewan, termasuk untuk dijadikan makanan, pakaian, kosmetik, atau tujuan lainnya.