Veby Mega Indah Dinyatakan Buta, Liput Aksi Demo di Hong Kong
Ini memang tragis di jagat jurnalistik. Veby Mega Indah, jurnalis asal Indonesia, mengalami kebutaan pada mata kanannya setelah terkena tembakan polisi saat meliput demonstrasi di Hong Kong, pada Minggu 29 Sepetember 2019 lalu.
"Para dokter yang merawat Veby hari ini menginformasikan kepadanya bahwa cedera yang dialami akibat terkena tembakan polisi menyebabkan kebutaan permanen pada mata kanannya," pengacara Veby, Michael Vidler, dikutip dari Hong Kong Free Press, Kamis 3 Oktober 2019.
Dia telah diinformasikan bahwa pupil matanya robek akibat kuatnya benturan. "Persentase kerusakannya hanya dapat dinilai setelah operasi," katanya.
Vidler juga mengklaim, pihaknya telah menerima bukti dari pihak ketiga yang mengindikasikan proyektil yang membutakan Veby adalah peluru karet.
Pada Minggu 29 September, Veby yang merupakan seorang jurnalis dari media Suara berbahasa Indonesia di Hong Kong, sedang berada di posisi di jembatan pejalan kaki yang menghubungkan HK Immigration Tower dengan Exit A4 dari Stasiun MTR Wanchai.
Dia telah mengenakan rompi warna mencolok dengan tulisan "PRESS", helm pelindung dengan tulisan "PRESS", dan kartu identitas jurnalis yang dikalungkan di lehernya.
Berdasarkan keterangan pengacara Michael Vidler di Vidler & Co Solicitors yang mewakili Veby, proyektil tersebut menghantam kaca mata pelindung yang dikenakan Veby dari jarak sekitar 12 meter. Kuatnya benturan mengakibatkan cedera parah di mata kanannya, luka sayat di dekat mata kanan, yang harus dijahit dan cedera di mata kirinya.
Sementara itu, sebelumnya Konsulat Jendera RI Hong Kong mengabarkan, kini kondisi Veby Mega, jurnalis media lokal Hong Kong, Suara, asal Indonesia, dalam kondisi membaik.
"Kondisi yang bersangkutan saat ini, 30 September 2019, sudah stabil dan berangsur membaik. KJRI Hong Kong kembali menjenguk dan memberikan bantuan kekonsuleran kepada yang bersangkutan," demikian pernyataan pers KJRI Hong Kong, diterima ngopibareng.id, Selasa 1 Oktober 2019.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah membenarkan hal itu.
"KJRI Hong Kong telah berkoordinasi dengan perusahaan tempat Ibu Veby bekerja mengenai perlindungan hak-hak ketenagakerjaan yang bersangkutan​. KJRI juga telah memfasilitasi komunikasi Ibu Vega dengan keluarga di Indonesia.
"KJRI Hong Kong juga telah berkomunikasi dengan otoritas Hong Kong untuk penjelasan resmi kejadian tersebut.
"Kini, Kementerian Luar Negeri RI dan KJRI Hong Kong kembali mengimbau masyarakat Indonesia di Hong Kong agar tetap waspada, menjauhi tempat berkumpulnya massa, tidak ikut serta pada kegiatan politik setempat dan selalu memantau informasi yang disampaikan melalui website KJRI Hong Kong dan aplikasi Safe Travel Kementerian Luar Negeri RI," tuturnya.
Advertisement