Varian Omicron Belum Terdeteksi di Indonesia, Menkes: Jaga Prokes
Menteri Kesehatan ( Menkes ) RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan Pemerintah telah mengambil berbagai antisipasi terkait munculnya Covid-19 varian Omicron. Masyarakat tidak perlu cemas, menghadapi kasus tersebut, yang penting tetap konsisten dalam menjalankan protokol kesehatan. Memekai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Menkes menyebut, virus corona (Covid-19) varian Omicron atau yang dikenal sebagai B.1.1.529 kemungkinan besar memiliki kecepatan dalam penularan dan mampu menurunkan kemampuan antibodi dari infeksi alamiah dan vaksinasi.
"Omicron ini studinya masih berjalan. Untuk transmisi penularan, kemungkinan besar dia lebih cepat penularan. Apakah dia bisa escape immunity atau menurunkan kemampuan antibodi dari infeksi atau vaksinasi sebelumnya? Kemungkinan besar iya," kata Budi dalam konferensi pers yang juga disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden Senin 29 November 2021.
Namun, Menkes belum bisa memastikan apakah varian Omicron bisa meningkatkan keparahan kepada orang yang terinfeksi varian tersebut.
Ia juga memastikan semua kemungkinan-kemungkinan tadi belum terkonfirmasi secara valid. Pasalnya, para ahli masih melakukan riset terkait perilaku virus tersebut.
"Tapi belum dikonfirmasi. Karena masih diteliti terus oleh ahlinya," katanya.
Menkes juga menjelaskan bahwa varian Omicron merupakan virus corona yang memiliki kumpulan mutasi yang sangat banyak dan berbahaya. Ia menyebut sekitar 30 mutasi terdapat pada protein mahkota corona atau bagian virus yang bertugas menempel pada sel manusia.
"30 mutasi ada di spine protein mahkota corona-nya. Dan dari 30 mutasi tersebut, dari 50 mutasi, totalnya banyak mutasi-mutasi yang ada dari varian Alpa, Beta dan Delta dan Gama yang buruk-buruk yang diidentifikasi," katanys
Menkes menilai mutasi varian Omicron tergolong varian of concern atau sangat banyak dan berbahaya.
Ia tak menafikan bahwa mutasi varian Covid-19 baru menjadi biang keladi lonjakan kasus di berbagai negara. Meski demikian, Budi menilai dunia dan Indonesia saat ini sudah lebih canggih dalam mengidentifikasi varian Corona tipe baru.
"Pesan pertama yang ingin saya sampaikan kepada rekan-rekan media adalah, bahwa dunia dan Indonesia sekarang sudah jauh lebih cepat dan lebih canggih mengidentifikasi varian-varian baru, karena varian baru ini yang menyebabkan lonjakan," kata Budi.
Omicron Belum Teramati di RI
Budi lantas mengklaim varian Omicron belum teramati penularannya di seluruh Indonesia sampai saat ini.
"Sampai sekarang Indonesia belum teramati adanya varian Omicron ini," kata Budi.
Budi merinci sampai saat ini sudah ada 128 kasus yang terkonfirmasi varian Omicron di sembilan negara di dunia. Sementara itu, terdapat 4 negara lain yang sifatnya masih kemungkinan atau probable sudah dimasuki oleh varian tersebut.
Diketahui, negara yang melaporkan kasus varian Omicron tertinggi yakni adalah Afrika Selatan dengan 99 kasus dan diikuti oleh Botswana dengan 19 kasus.
"Jadi total ada 13 negara. 9 sudah pasti. Ada 4 masih kemungkinan ada. Kita tak perlu panik dan terburu-buru," kata Menkes
Budi berjanji pemerintah akan memperketat pengawasan seluruh pintu masuk Indonesia. Sedang masyarakat diminta tetap disiplin menjalankan Prokes.
Advertisement