Varian Mutasi Ganda Ikut Sebabkan Tsunami Covid di India
India digempur gelombang tsunami Covid-19 maha dahsyat. Jumlah kasus baru mencapai ratusan ribu setiap harinya, dengan jumlah orang meninggal mencapai ribuan. Sejumlah teori muncul untuk menjawab penyebab terjadinya gelombang tsunami di India.
Varian B.1.617 Menjadi Penyebabnya
Varian virus B.1.617 disebut sebagai penyebab dibalik penularan yang membuat jumlah kasus mencapai 17,7 juta di India. Sejak 15 April, India telah melaporkan lebih dari 200 ribu kasus baru setiap harinya. Ibu kota India, Delhi, menerapkan lockdown panjang setelah kasus baru menyebabkan sistem kesehatan kelimpungan, dilansir dari Al Jazeera.
Varian yang pertama ditemukan di Inggris ini disebut mendominasi 60 persen kasus Covid-19 di India.
Varian baru, Disebut Varian India
Selain itu, pada 25 Maret, varian "mutasi berganda" juga ditemukan di India yang disebut dengan "varian India". Temuan ini banyak dipercaya oleh negara lain, meski India sendiri belum menganggap jika varian ini mendominasi kasus Covid-19 di negaranya.
Genome sekuensi dari varian baru ini menunjukkan adanya dua mutasi penting. Pertama, mutasi dari E484Q. Mutasi ini serupa dengan yang ditemukan di Brazil dan Afrika Selatan, yang juga dilaporkan di beberapa bulan terakhir.
Bentuk protein yang ada di bagian luar virus mampu membuat kontak dengan sel manusia. Setelah terjadi kontak, protein itu digunakan untuk mengikat sel manusia, memasuki sel, dan menginfeksi sel tersebut.
Kekhawatiran pakar adalah jika vaksin yang ada tak mampu menciptakan antibodi untuk virus, akibat bentuk protein yang berubah karena mutasi. Ilmuwan sedang meneliti kemungkinan ini pada mutasi E484Q.
Kedua, adalah mutasi L452R. Ini ditemukan dalam varian mutasi virus yang menyebabkan wabah di California. Varian ini memiliki kemampuan lebih tinggi dalam upaya protein mengikatkan diri pada sel manusia, sehingga meningkatkan tingkat penularannya.
Banyaknya Kerumunan
Disamping dua varian baru, penularan di India juga didorong adanya kerumunan yang tinggi. Agenda keagamaan serta kegiatan kampanye menjelang pilpres yang dilakukan oleh tim kampanye PM Narendra Modi sendiri, juga memicu meningkatnya penularan di India. (Alj)