Vandalisme Israel, Warga Palestina pun Terluka Parah
Seorang pria Palestina terluka parah setelah pemukim Yahudi melempari mobilnya dengan batu saat ia melewati Tepi Barat yang diduduki, pada hari Rabu, 24 November 2021. Hal itu, menyebabkan dia mengalami kecelakaan, kata pejabat Palestina dikutip Arabnews.com.
Raid Kharaz kehilangan kendali atas kendaraannya ketika batu yang dilemparkan oleh pemukim menghancurkan kaca depan dekat Desa Al-Mughayir, Tepi Barat, menurut Ghassan Daghlas, seorang pejabat Otoritas Palestina yang memantau kekerasan pemukim.
Kharaz dibawa ke rumah sakit terdekat, sementara putranya, yang juga berada di dalam kendaraan, menderita luka ringan, lapor kantor berita resmi Wafa Palestina.
Di musim gugur telah terjadi peningkatan tajam kekerasan oleh pemukim. Pada pertengahan November, puluhan pemukim menyerang sekelompok warga Palestina dan aktivis Israel dengan batu dan pentungan, membuat seorang wanita dirawat di rumah sakit dan melukai beberapa orang lainnya. Pada pecan yang sama, pemukim Yahudi menyerang sekelompok petani Palestina dengan semprotan merica dan pentungan di dekat pos pemukiman dan melukai empat orang.
Vandalisme Pemukiman Palestina
Beberapa bulan terakhir juga terjadi peningkatan tajam dalam vandalisme pemukim terhadap properti Palestina yang dikenal sebagai serangan “label harga”, sebuah istilah yang diciptakan oleh pemukim sayap kanan sebagai tanggapan atas upaya yang dirasakan oleh Israel untuk membatasi perluasan pemukiman.
Pejabat Israel telah berbicara menentang kekerasan, terutama setelah puluhan pemukim menyerang sebuah desa Palestina pada bulan September, melukai seorang balita. Tetapi orang-orang Palestina dan kelompok-kelompok hak asasi mengatakan tentara Israel jarang campur tangan dan sering berpihak pada para pemukim.
Israel merebut Tepi Barat dalam perang Timur Tengah 1967, bersama dengan Yerusalem timur dan Jalur Gaza, wilayah yang digadang-gadang orang warga Palestina sebagai negara masa depan mereka.
Sebagian besar masyarakat internasional memandang pemukiman sebagai ilegal dan penghalang perdamaian. Israel memandang Tepi Barat sebagai jantung alkitabiah dan sejarah orang-orang Yahudi, dan mengatakan statusnya harus diputuskan dalam negosiasi.
Hampir 500.000 pemukim Yahudi tinggal di lebih dari 130 pemukiman di Tepi Barat. Sementara pemukim yang lebih radikal telah mendirikan puluhan pos pedesaan tanpa izin Israel.
Advertisement