Vaksinasi Pelajar di Surabaya Ricuh, Ini Saran APS
Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis kedua untuk pelajar yang dilakukan di gedung Islamic Center Surabaya, Kamis, 12 Agustus 2021 ricuh.
Para orang tua yang datang mendampingi anaknya protes lantaran menilai panitia tak becus mengatur antrian, sehingga menimbulkan adanya kerumunan dan aksi saling serobot pun tak terhindarkan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Aliansi Pelajar Surabaya (APS), Mirza Akmal Putra menilai, kondisi tersebut terjadi lantaran kurangnya kesiapan teknis dari panitia.
APS sempat melihat lokasi. "Dari pandangan saya, sepertinya ada ketidaksiapan teman-teman panitia di sana. Ada beberapa perubahan yang harus dilakukan teman-teman baik linmas dan relawan dengan mengumpulkan pelajar di aula, karena di luar panas," ujanya Jumat, 13 Agustus 2021.
Mirza mengatakan, ketidaksiapan teknis terlihat dari jumlah vaksinator dan peserta vaksin yang tidak seimbang. Ia melihat hanya ada sekitar 8 meja untuk skrining dan 8 meja untuk vaksinasi.
"Harusnya meja skrining dan vaksinasi ditambah. Karena jumlah siswa yang akan divaksin jumlahnya ribuan. Jjadi, tidak seimbang," katanya.
APS menyarankan, pelaksanaan vaksinasi pelajar dilakukan di sekolah masing-masing. Sekolah, Dinas Pendidikan (Dispendik), dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya untuk bekerja sama dalam pelaksanaannya.
"Saran dari kami lebih baik melakukan vaksinasi di sekolah masing-masing. Jadi, nanti pihak sekolah dan Dispendik bisa saling link data," ujarnya.
Lanjutnya, setelah itu, dari Dispendik berkoordinasi ke Dinskes, sehingga Dinkes akan memenuhi kebutuhan vaksinnya.
Mirza juga meminya Dispendik Kota Surabaya untuk bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
"Pak Supomo harus bertanggung jawab atas situasi yang sempat tidak kondusif kemarin. Teknis vaksinasi massal harus benar-benar diatur agar kejadian ini tidak terulang," ujarnya.