Vaksinasi Diprioritaskan kepada Petugas Medis dan Pelayan Publik
Pemerintah kembali mendatangkan 3 juta vaksin Covid-19 pada tahun baru ini. Juru Bicara Pemerintah dr Reisa Brotoasmoro menyatakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 akan diprioritaskan bagi 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas pelayan publik. World Health Organization (WHO) pun menyatakan bahwa perlindungan kepada tenaga kesehatan adalah wajib dan harus dilakukan oleh seluruh negara di dunia.
Hal ini sangat beralasan mengingat sudah ada lebih dari 500 tenaga kesehatan yang gugur selama 10 bulan masa pandemi di Indonesia. "Hilangnya tenaga kesehatan ini dinilai sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan sistem kesehatan dalam negeri terancam collapse (lumpuh)," kata Reisa ketika memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa 5 Januari 2021.
"Padahal untuk melahirkan seorang tenaga kesehatan butuh 4 sampai 7 tahun. Sementara seratus ribu pasien Covid-19 sedang menunggu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan," lanjut mantan host acara kesehatan, DR OZ di Trans TV itu.
Tenaga kesehatan wajib memelihara kesehatannya termasuk melindungi keselamatan teman sejawatnya. Salah satunya melindungi diri dengan mendapatkan vaksinasi adalah kesadaran profesional. "Dan melindungi teman sejawat, pasien, bahkan keluarga kita adalah kewajiban moral," ujarnya.
Soal keamanan vaksin, Reisa meyakinkan bahwa para guru-guru tenaga kesehatan yang berpengalaman puluhan tahun telah mendampingi proses pengkajian vaksin. Tentunya apabila vaksin sudah masuk uji klinis fase 3, artinya sudah lulus uji klinis fase 1 dan 2.
"Saat ini sedang kita tunggu ialah efikasi, di mana efikasi adalah persentase penurunan kejadian penyakit pada kelompok orang yang akan divaksin," terang Reisa.
Saat ini, vaksin Coronavac yang sudah tiba di Indonesia itu berbasis inactivated virus atau virus yang tidak aktif. Dan metode ini sudah dikenal selama ratusan tahun, tepatnya sejak adanya vaksin rabies. Dan terbukti manjur melindungi diri dan mengeradikasi penyakit menular. Bukti lainnya ialah vaksin polio dibuat dengan metode ini. Vaksin tersebut telah menyelamatkan jutaan anak dari risko lumpuh dan kehilangan masa depan.
"Bahkan Agustus tahun lalu, kita merayakan enyah polio dari Afrika. Dan kita, bangsa Indonesia berjasa besar dalam hal ini, karena vaksin dengan platform inactivated virus ini adalah buatan PT Bio Farma," jelas Reisa.
Sebagai informasi, WHO sudah menetapkan Indonesia bebas polio sejak 2014. Untuk itu para tenaga kesehatan diharapkan tidak perlu ragu ketika akan mengikuti vaksinasi. Di samping itu, berbagai bentuk perlindungan lain terhadap tenaga kesehatan mulai dari memastikan tersedianya alat pelindung diri, meningkatkan kemampuan teknis dan tersedianya informasi terkini penanganan Covid-19. Termasuk juga insentif dan apresiasi kerja tenaga kesehatan.