Vaksin Nusantara Bisa Menjadi Tanda Indonesia Bangkit
Bencana alam yang terjadi silih berganti mulai longsor, gempa hingga banjir tak henti-hentinya melanda Indonesia. Belum lagi ditambah bencana non alam Covid-19.
Kebangkitan masyarakat biasanya diawali dengan kejadian yang bisa dibilang anomali seperti bencana, pandemi (pagebluk). Dan tampilnya usaha untuk membuat solusi keluar dari situasi yang ada acapkali menjadi penanda kebangkitan.
Tak terkecuali munculnya vaksin nusantara satu ini, tak luput dianggap tanda kebangkitan nusantara oleh beberapa pihak, tak terkecuali bagi Seknas Jokowi Jawa Tengah.
Bambang Mugiarto, Ketua Seknas Jokowi Jateng menyampaikan bahwa vaksin nusantara pantas dan seharusnya didukung seluruh elemen bangsa terutama jika hal itu benar-benar karya anak negeri. Indonesia perlu menjadi negara yang berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) sebagaimana diungkapkan Bung Karno sebagai proklamator bangsa Indonesia.
Media sosial saat ini diramaikan dengan berita vaksin nusantara. Dari ulasan mantan menteri dan senior insan pers seperti yang mengatasnamakan tulisan Dahlan Iskan, hingga grup-grup yang men-share video terkait antusiasme dukungan terhadap kemunculan vaksin nusantara ini.
Infomasi dan pemberitaan yang ada vaksin nusantara pun mengangkat nama mantan Menteri Kesehatan yang juga dokter cum Jenderal Terawan Putranto.
Dalam tulisan Dahlan Iskan di media sosial misalnya menggambarkan kondisi dunia saat ini seperti sedang dalam perlombaan (balap) memproduksi vaksin sebagaimana Johnson & Johnson menyalip Pfizer dan AstraZeneca, dengan penemuannya: cukup satu kali suntik. Pfizer sendiri menyalip Tiongkok-Sinovac dalam hal afikasi yang lebih tinggi: 95 persen. Sebagaimana ulasan Dahlan Iskan dalam tulisannya di medsos.
Bambang dan Seknas Jateng merasa bangga dengan adanya vaksin nusantara. "Kita mendukung sekali kemandirian dan seyogianya seluruh pihak mendukung upaya kemandirian bangsa sendiri seperti produksi vaksin nusantara ini," katanya.
Bambang Mugiarto mengatakan optimisme dan apresiasinya atas usaha membuat vaksin sendiri. "Pandemi covid-19 ini nyata kita hadapi jadi upaya mencari obatnya juga harus nyata dan harus bisa berdikari karena menyangkut keselamatan jiwa bangsa, negara wajib melindungi. Kita dukung sekali inisiatif terbaik yang bisa Indonesia lakukan untuk bisa atasi pandemi saat ini. Situasi begini Indonesia harus bangkit," katanya.
Sementara itu, analis senior POLKASI (Pusat Studi Politik dan Kebijakan Strategis Indonesia), Janu Wijayanto menyampaikan, adanya vaksin nusantara memang bisa membuktikan dan melahirkan kebanggaan nasional yang penting.
"Secara tidak langsung menyampaikan kalau Indonesia juga bisa berkiprah dalam memberi solusi atas pandemi yang menjadi persoalan global," katanya.
Lebih lanjut, Janu menyampaikan, memang fakta saat ini semacam sedang terjadi persaingan geopolitik 'vaksin'. Dalam situasi semacam itu tentu bukan hal mudah (tidak berarti tidak mungkin) upaya menciptakan vaksin sendiri harus didukung kekuatan multi pihak terutama dari unsut negara.
Instrumen-instrumen negara seperti badan intelijen misalnya sebagai stakeholder komunitas intelijen, stakeholder pertahanan, stakeholder kesehatan, stakeholder industri, farmasi, juga keuangan termasuk misal pihak seperti BNPB karena semangatnya mengatasi bencana pandemi.
Keberadaan vaksin, menurut Janu, bukan saja merupakan sebatas public good lagi tetapi sudah menjadi barang strategis saat ini. Maka dari itu upaya memproduksi vaksin sendiri seperti vaksin nusantara jelas perlu didukung oleh kehadiran negara dengan pendekatan multi stakeholder untuk mengawalnya sebagai produk untuk memenangkan kepentingan nasional.
Tentu hal itu dimaksudkan dalam rangka Indonesia turut serta dalam membangun dunia yang damai, sehat dan aman, ikut memberi solusi atas pandemi. Namun juga harus dicatat menurutnya bahwa prosedur dan tahapan vaksinnya harus dengan standart internasional dan teruji bahwa vaksin yang ada efektif untuk mencegah covid-19. Baru kemudian berbicara lebih luas.