Vaksin Dosis Pertama di Jatim 40 Persen, Madura Raya Terendah
Berdasarkan data Satgas Covid -19 Jawa Timur (Jatim), vaksinasi tahap pertama sudah mencapai 40,50 persen dari target 31 juta. Di sisi lain, ada sekitar lima daerah dengan capaian vaksinasi terendah.
Satgas Covid-19 Jatim menyebut, dari total 31 juta masyarakat Jatim, sebanyak 12.891.110 penduduk sudah mendapatkan vaksin tahap pertama. Sedangkan untuk dosis kedua ada 21,48 persen atau 6.835.947 warga.
Dari data itu, Kota Mojokerto menjadi wilayah dengan cakupan vaksinasi tertinggi. Yakni vaksinasi dosis pertama telah mencapai 122,41 persen, dosis kedua 73,68 persen serta dosis ketiga ada 64,47 persen.
Wilayah dengan capaian tertinggi kedua ditempati Kota Surabaya, dengan capaian vaksinasi dosis pertama sebanyak 103,80 persen. Sedangkan dosis kedua 65,86 persen dan dosis ketiga 84,77 persen.
Sedangkan, daerah dengan capaian vaksinasi terendah ada Kabupaten Sumenep. vaksinasi dosis pertamanya baru memperoleh 12,83 persen, vaksinasi dosis kedua 5,64 persen dan vaksinasi dosis ketiga 53,91 persen.
Sedangkan, wilayah dengan vaksinasi terendah kedua ada Pamekasan, dengan dosis pertama yang baru mencapai 12,90 persen, lalu dosis kedua masih 6,03 persen, serta dosis ketiga 56,27 persen.
Jubir Satgas Kuratif Covid-19 Jatim Dr Makhyan Jibril mengatakan ada lima daerah dengan tingkat vaksinasi rendah. Yakni wilayah Madura Raya dan Situbondo. "Kita pantau di lima daerah, di antaranya di Madura Raya, Situbondo ini cakupan vaksinasinya masih rendah,” kata Jibril, Kamis, 23 September 2021.
Menurut Jibril, ada beberapa vaktor yang mempengaruhi rendahnya angka vaksinasi tersebut. Salah satunya, masih rendahnya tingkat literasi masyarakat terkait bahanya Covid-19.
"Ada beberapa faktor, pertama mungkin memang dari literasi masyarakat sekitar terjadap Covid-19 dan vaksinasi masih kurang,” ucapnya.
Rendahnya tingkat literasi itu, kata Jibril, diperparah dengan buruknya koordinasi antar lini di daerah. Padahal, hal ini sangat penting dilakukan agar vaksinasi dapat mencapai seluruh lapisan masyarakat.
“Rendahnya literasi ditambah koordinasi yang belum maksimal jadi sulit. Minimnya koordinasi untuk menggelar vaksinasi massal, atau mempermudah jangkauan kepada masyarakat agar bisa menerima vaksin ini sangat diperlukan," tutupnya.
Advertisement