Driver Protect, Ojol Surabaya yang Berprotokol Kesehatan Covid-19
Namanya Nahrowi, salah satu driver protect ojek online (ojol) dari 30 pengemudi se-Surabaya Raya. Terhitung sejak tiga minggu terakhir, amunisi pembatas plastik, cairan disinfektan dan hand sanitizer ada di jok motornya.
Driver protect ini dikhususkan untuk penjemputan atau pengantaran di zona merah di Surabaya. Salah satunya Jojoran. Penentuan zona merah terintegrasi dengan peta covid di aplikasi milik driver, dari Grab.
Sebagai driver protect, ada beberapa prosedur kesehatan yang harus dilakukan sebelum mengantar penumpang. Mulai dari menyemprot disinfektan ke plastik pembatas motor dan jaketnya, hingga menyemprot tangan penumpang dengan cairan hand sanitizer. Prosedur yang sama ia ulangi, 20 menit setelah menurunkan penumpang.
Prosedur ini dijalankannya berdasarkan instruksi perusahaan demi menjaga keselamatan penumpang. “Saya menjalankan perintah dari perusahaan sesuai prosedur. Sesaat setelah penumpang turun, jarak 20 meter saya semprot lagi dengan disinfektan agar menjaga perasaannya,” kata Nahrowi kepada Ngopibareng.id pada Rabu, 8 Juli 2020.
Laporan Seminggu Sekali
Sebagai driver protect, Nahrowi berkewajiban melapor ke kantor setiap hari Rabu per-minggu nya. Dia akan dicek suhu badannya. Selain itu, motornya disterilkan dengan cairan disinfektan. Jika lolos screening, dia boleh melanjutkan aktifitas seperti biasa. Namun jika tidak, akunnya akan dinonaktifkan sementara. Hal ini bertujuan untuk mencegah penularan kepada penumpang.
Meski ribet, ia mengaku driver protect lebih menguntungkan. Pada dua minggu pertama sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya dilonggarkan, driver protect banjir order. Sehari Nahrowi memperoleh 20 penumpang. Tak heran, agar bisa beristirahat Nahrowi mematikan aplikasinya 4-5 kali.
Jika dibandingkan dengan driver biasa, driver protect lebih steril. Tak ayal, ongkosnya selisih Rp 2 ribu lebih mahal. Selain itu, pada zona merah hanya driver protect yang muncul pada aplikasi. Sayangnya, penumpang diminta menunggu sedikit lebih lama lantaran jarak driver yang jauh.
Tak Pernah Batalkan Order
Nahrowi pun mengingatkan agar penumpang tidak membatalkan order jika mendapat driver protect. Karena, jika hal tersebut terjadi, penumpang sendiri yang merugi. Biasanya dibutuhkan waktu hingga tiga jam untuk mendapatkan driver baru.
“Kalau di zona merah biasanya driver biasa nggak muncul, yang ada cuma protect. Tetapi penumpang harus bersabar sedikit, karena jarak driver nya jauh-jauh,” katanya.
Sebelum menjadi driver protect, Nahrowi hanya mengantar makanan dan paket sejak Maret. Dalam pengiriman dan pengantaran, dia berinisiasi membawa hand sanitizer. Cairan ini akan disemprotkan pada paket sebelum dan setelah berpindah tangan agar aman.
Nahrowi juga menjaga kebersihannya dengan memiliki tiga jaket cadangan. Dia mengganti jaketnya setiap dua hari sekali. Semuanya dilakukan lantaran ia sadar covid-19 adalah virus yang berbahaya. “Saya menyadari betul betapa bahayanya covid. Jaket saya ganti setiap dua hari sekali, saya ada cadangan tiga,” katanya.
Sementara, ia tak tahu mengapa dirinya terpilih menjadi driver protect. Ia menduga, dirinya terpilih lantaran tidak pernah membatalkan order. Sesulit dan sejauh apapun orderan yang masuk, akan selalu diambilnya. Kala merasa lelah, ia memilih mematikan aplikasi untuk menghindari orderan masuk. Prinsip utamanya tidak mengecewakan pelanggan.
“Mungkin saya terpilih karena tidak pernah membatalkan pesanan karena takut mengecewakan penumpang. Saya pernah mengantar dari Benowo ke Porong dan beristirahat tiga kali,” kisahnya.
Advertisement