Usung Nuansa Baduy, Mahasiswa UK Petra Jadi Juara MUFFEST 2023
Terinspirasi busana masyarakat Urang Kanekes atau Suku Baduy, seorang mahasiswi Textile and Fashion Design PCU (Petra Christian University) berhasil menjuarai Modest Young Designer Competition (MYDC) di Muslim Fashion Festival plus (MUFFEST+) 2023.
Prestasi Clarissa Wirogo patut dibanggakan karena berhasil menyisihkan 500 desainer muda lainnya dari Indonesia.
"Sebuah kehormatan bagi saya bisa mencoba kemampuan saya diantara para desainer-desainer muda dari seluruh Indonesia. Harapanku cepet lulus kemudian bisa fokus ikut ajang fasyen internasional," ungkap Clarissa ditemui di kampusnya, Selasa, 14 Maret 2023.
Clarissa merinci, suku Baduy ini merupakan sebuah kelompok masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai kearifan lokal serta hidup berdampingan dengan alam. Pakaian yang dipakai suku inipun lebih banyak menggunakan warna putih dan gelap.
Dari sinilah Clarissa terinspirasi menggunakan Wastra Nusantara seperti tenun lurik, kain jumputan, dan batik dooby yang dikombinasikan dengan kain katun.
Untuk koleksinya kali ini, ia menampilkan siluet yang loose dengan sentuhan Wastra Nusantara, dengan warna putih dan gelap yang dominan sesuai pakaian adat Urang Kanekes.
"Saya ingin memberikan tampilan yang maskulin dan modern. Sehingga mencerminkan sosok wanita Indonesia yang berani, modern dan tentu saja modis namun tidak melupakan nilai-nilai kearifan lokal yang ada disekitarnya”, tambah Clarissa.
Proses kompetisi ini sangat panjang. Kata Clarissa, saat awal lomba diminta membuat enam desain yang dikumpulkan pada Oktober 2022 yang lalu. Tercatat ada 500 peserta yang mendaftar dengan rentang usia 18-35 tahun. Kemudian pada akhir Desember 2022, terpilihlah 15 finalis terbaik untuk mendapatkan kesempatan coaching sebanyak tiga kali dari para juri.
Awalnya para peserta diminta mengirimnkan enam desain karya. Kemudian saat coaching pertama inilah para juri memilih hanya empat desain saja yang akan dinilai sekaligus ditampilkan dalam fashion di MUFFEST+ 2023. Satu busana dipamerkan sedangkan tiga busana lainnya tampil dalam runway.
“Saat coaching kita benar-benar diajari bagaimana mewujudkan dengan teliti antara moodboard dengan pakaian contoh yang sudah dikirimkan sebelumnya. Jika ada yang kurang sesuai, maka harus diganti," paparnya.
Clarissa juga sempat menganti beberapa desainnya. Seperi bagian sabuk harus ditambahi beberapa bahan agar tidak kaku. "Saya sempet ragu dan takut, bagaimana jika saya tidak nututi saat hari H”, tambah mahasiswi berkaca mata itu.
Usaha Clarissa tak sia-sia. Ia berhasil meraih juara pertama dan berhak atas beberapa hadiah. Yaitu uang tunai sebesar Rp 40.000.000, plakat, sertifikat, souvenir dan mendapatkan kesempatan memamerkan karyanya dalam pameran dagang & Fashion Show di Hongkong Fashion Week bulan April 2023.
Advertisement