Usulan PSSI Bentuk BTN, Legenda Timnas Berikan Kiat Sukses Timnas
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir berencana membentuk Badan Tim Nasional (BTN) dalam persiapan Timnas Indonesia yang ditargetkan masuk Piala Dunia 2040 mendatang.
Menanggapi rencana tersebut, Legenda Sepak Bola Indonesia Ferril Raymond Hattu mengapresiasi rencana itu yang dinilai tepat dan serius membina Timnas Indonesia.
"Artinya PSSI punya keseriusan untuk memajukan sepak bola," ungkap Ferril kepada Ngopibareng, Minggu 19 Februari 2023.
Kapten Timnas yang membawa Indonesia juara SEA Games 1991 di Filipina itu mengatakan, bahwa BTN ini menjadi salah satu jawaban untuk memperbaiki sepak bola Indonesia. Sebab, dalam tiga dekade terakhir Indonesia kehilangan taringnya bahkan di level Asean.
Hal ini tak lepas dari pembinaan yang kurang maksimal dilakukan oleh pengurus-pengurus sebelumnya.
Dengan adanya BTN dan target yang jelas ini, maka PSSI bisa melakukan pemetaan apa-apa yang harus dilakukan untuk menuju 2040 mendatang.
Untuk bisa ke sana, Ferril mengatakan, ada banyak aspek-aspek yang harus dibenahi. Pertama kompetisi karena berbicara Timnas maka berbicara kualitas pemain lokal.
"Untuk level Asia saja (kompetisi) kita masih ranking bawah. Sedangkan sumber Timnas itu adalah kompetisi yang baik," ungkap pria yang dulunya berposisi sebagai libero itu.
"Jangan lupa, di Asean kualitas kompetisi kira rendah. Sehingga harus merubah budaya jangan hanya pokoke mlaku, atur mengatur pertandingan, tapi bagaimana meningkatkan kualitas pertandingan dengan pemain berkualitas dan cara yang bersih," imbuhnya.
Selain itu, untuk mengasah kualitas pemain lokal harus ada regulasi baru berupa pengaturan ulang jumlah pemain asing. Sebab, kebanyakan yang terjadi saat ini untuk posisi penting seperti striker banyak klub yang mempercayakan kepada pemain asing. Hasilnya, Indonesia kekurangan striker berkualitas.
Kemudian, yang tak kalah penting lagi adalah pembinaan yang berlangsung di daerah harus dilakukan dengan maksimal. Caranya memberikan kewenangan penuh kepada askab/askot yang memiliki pemain.
Setiap daerah juga harus memiliki sumber daya manusia (SDM) mumpuni untuk mendata pemain maupun pelatih. Hal itu nantinya menjadi penting bagi pelatih untuk mencari pemain yang diinginkan.
Mantan Pemain Persebaya itu mengatakan, proses perekrutan pemain Timnas saat ini tidak baik. Sebab, hanya mengacu pada pemain yang bermain di kompetisi. Itupun kebanyakan adalah pemain-pemain yang bermain di Liga 1.
"Misal di Ngada (NTT) itu ada pemain 15 tahun tapi tingginya 180 Cm cocok untuk stopper. Siapa yang melihat itu? Tidak ada pelatih yang mau turun ke daerah untuk mencari pemain, mereka hanya mau gampangnya saja. Potensi seperti ini yang harus terpantau dan dilaporkan," ujar Ferril.
Untuk mengembangkan potensi yang ada di daerah maka harus ada infrastruktur yang memadai. "Maka infrastruktur juga harus diperbaiki agar (daerah atau akademi) bisa mendistribusikan pemain dengan cepat," ungkapnya.
Untuk bisa menyediakan infrastruktur, maka PSSI harus melakukan komunikasi yang intens dengan pemerintah agar dapat memanfaatkan lapangan yang ada untuk berlatih. "Ingat, PSSI itu gak ada uangnya lho. Jadi harus kerja sama dengan pemerintah," ujar pria berdarah Maluku itu.
Ferril menyebut BTN juga harus rutin melakukan kalibrasi pelatih apakah bisa meningkatkan permainan Timnas atau tidak.
Ia menilai, jika selama ini PSSI terkesan hanya asal comot pelatih tanpa melakukan kalibrasi. "Apakah pelatih yang juara di luar menjadi jaminan membawa Timnas kita juara? Belum tentu, bisa saja tim dia dimenangkan. Makanya harus dikalibrasi, kalau gak ada progres ya jangan," tuturnya.
Tak kalah penting lagi adalah, BTN harus menyampaikan kepada pelatih-pelatih yang ada terkait cara bermain Timnas Indonesia.
Ini penting agar pelatih menerapkan cara bermain kepada pemain. Sehingga, ketika dipanggil pemain sudah paham cara bermain Indonesia tidak mempersiapkan dari nol.
Dengan itu, pengurus baru ini ia berharap ada harapan baru bisa membawa Indonesia kembali bersinar minimal di Asean.