Usul Seorang Mahasiswi: Habis Desak Anies, Terbitlah Tagih Anies!
Gelaran Desak Anies telah mencapai akhirnya, di DBL Arena, Gayungan Surabaya, dihadiri oleh belasan ribu pendukung capres-cawapres 01 Anies Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar.
Ada hal menarik dalam edisi Desak Anies terakhir, sebelum Kampanye Akbar AMIN. Terdapat salah satu peserta yang berseloroh, jika Anies terpilih menjadi presiden, harus ada juga program 'Tagih Anies'.
Peserta itu adalah Fazah Aliya. Gadis ini menyampaikan keluh kesahnya tentang kondisi pemuda Indonesia saat ini. Dirinya merasa kecewa dengan sikap sebagian mahasiswa-mahasiswi yang acuh tak acuh dengan politik.
"Apakah sudah hak mereka untuk apatis? Tolong Pak Anies, bagikan pikiran bapak tentang itu. Karena saya sendiri miris dengan banyak mahasiswa-mahasiswi yang apatis," ujarnya, Jumat 9 Februari 2024.
Anies lalu merespons keluh kesah Fazah dengan menyampaikan tentang kelebihan yang dimiliki oleh para pemuda, yaitu kritis dan berani. Anies menegaskan bahwa anak muda menjadi berani sebab dia tak menanggung beban dan tidak memikirkan resiko
"Anak muda itu menarik karena mereka kritis, karena berani. Kenapa mereka bisa berani? Satu, karena dia tidak punya beban. Kedua, berani karena tidak tahu masalah dengan lengkap, tidak tahu resikonya. Anak muda dibutuhkan karena mereka tidak punya beban dan tidak memikirkan risiko yang hanya dikatakan ada di pikirannya," tanggapnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014-2016 ini mengungkapkan, sifat kritis dan berani para pemuda harus juga diimbangi dengan ide dan gagasan yang dimiliki, sehingga mereka dapat ambil bagian dalam perjuangan Indonesia yang lebih baik.
"Saya ingin sampaikan, di setiap masa selalu ada yang menjadi tokoh. Setiap masa ada yang bergerak besar dan ada yang pasif. Perubahan itu tidak bisa dilakukan oleh mereka yang pasif tapi oleh mereka yang bergerak dan memilih untuk menjadi bagian dari perjuangan," kata Anies.
Fazah sendiri menanggapi jawaban Anies itu dengan menyampaikan keinginannya. Gadis ini berharap, setelah acara Desak Anies selesai digelar secara tuntas, akan ada pula program 'Tagih Anies'.
"Kalau ini acara Desak Anies yang terakhir, saya ingin nanti ada Tagih Anies. Kami semua ingin Tagih Anies. Ya, Pak?," ucapnya, dilanjut dengan anggukan kepala oleh Anies tanda setuju.
Tuntutan Fazah itu sempat disinggung oleh Anies dalam statement penutupnya. Pendiri Gerakan Indonesia Mengajar ini mengatakan, metode kampanye berbasis dialog, seperti Desak Anies maupun Slepet Imin, juga beresiko.
"Pertanyaan itu (dalam Desak Anies dan Slepet Imin) dijawab dan jawaban itu menjadi komitmen untuk dikerjakan. Kalau kami berada di wilayah politik, paling enak tanpa komitmen. Dapat dukungan tanpa syarat. Tapi kami melihat demokrasi Indonesia harus berubah, demokrasi harus berisi gagasan, ide-ide yang diuji lalu dikerjakan," pungkas Anies.