Ustadz Riza Muhammad Dicekal Imigrasi Hong Kong
Kabar tak mengenakkan datang dari Ustadz Riza Muhammad. Ia bermaksud mengisi ceramah di Hong Kong, tapi dirinya malah tertahan di imigrasi bandara dan seakan dipersulit memasuki negara tersebut.
Ustadz Riza Muhammad jelas kebingungan dengan perlakuan imigrasi Hong Kong terhadapnya. Namun saat ditanya, pihak mereka hanya melontarkan jawaban tak jelas.
Barang bawaannya pun diperiksa. Semuanya dimasukkan ke loker, kecuali ponsel miliknya.
Melalui akun Instagram pribadinya, @ustdzrizamuhammad, dikutip Sabtu 23 November 2019, Riza menceritakan kronologinya.
“Assalamualaikum, mohon doanya, saya tertahan di imigrasi Hong Kong terancam di pulangkan dan tidak bisa ceramah di Hong Kong tanpa alasan yg jelas,” tulisnya.
Suami dari Indri Giana itu menjelaskan, pihak imigrasi Hong Kong tidak bisa menjelaskan alasan mengapa ia ditolak masuk ke negara tersebut.
“Mereka menerapkan 'imigration reasion' yakni hanya negara yang punya alasan untuk menerima dan menolak seseorang masuk Hong Kong,” tuturnya.
Rencananya, Ustadz Riza Muhammad akan mengisi ceramah pada Minggu besok siang. Kelanjutan kabar ini masih menunggu konfirmasi selanjutnya dari sang pemuka agama.
"Sekarang saya masih di imigrasi saya sama asisten. Saya berdua. Saya nggak lolos. Lucunya asisten saya lolos," ujar Ustadz Riza Muhammad.
Kejadian yang tak mengenakan ini pernah dialami oleh Ustadz Abdul Somad (UAS). Pada akhir Desember 2017 lalu, UAS juga batal mengisi acara di Hong Kong karena dicegah pihak imigrasi bandara.
Sejak keluar dari pesawat ia pun langsung diamankan oleh petugas di sana. Akibatnya, ia pun gagal mengisi ceramah untuk para TKI dan kembali ke Tanah Air.
"Mereka jelaskan bahwa negara mereka tidak dapat menerima saya. Itu saja, tanpa alasan. Mereka langsung mengantar saya ke pesawat yang sama untuk keberangkatan pukul 16.00 WIB ke Jakarta," kata UAS kala itu.
Berikut pernyataan klarifikasi UAS selengkapnya, dikutip dari akun Facebook miliknya.
Klarifikasi Tentang Kunjungan ke Hong Kong:
1. Saya sampai di Hongkong pukul 15.00 WIB (jam tangan belum saya rubah).
2. Keluar dari pintu pesawat, beberapa orang tidak berseragam langsung menghadang kami dan menarik kami secara terpisah, saya, Suadara Dayat dan Saudara Nawir.
3. Mereka meminta saya buka dompet. Membuka semua kartu-kartu yang ada. Diantara yang lama mereka tanya adalah kartu nama Rabithah Alawiyah (Ikatan Habaib). Saya jelaskan. Di sana saya menduga mereka tertelan isu terorisme, karena ada logo bintang dan tulisan Arab.
4. Mereka tanya-tanya identitas, pekerjaan, pendidikan, keterkaitan dengan ormas dan politik. Saya jelaskan bahwa saya murni pendidik, intelektual muslim lengkap dengan latar belakang pendidikan saya.
5. Lebih kurang 30 menit berlalu. Mereka jelaskan bahwa negara mereka tidak dapat menerima saya. Itu saja. Tanpa alasan. Mereka langsung mengantar saya ke pesawat yang sama untuk keberangkatan pukul 16.00 WIB ke Jakarta.
6. Kita hanya bisa berusaha dan berdoa. Qaddarallah, ada hikmah di balik itu semua.
7. Kepada sahabat-sahabat panitia jangan pernah berhenti menebar kebaikan di jalan dakwah.
8. Mohon maaf tidak terhingga buat sahabat-sahabat pahlawan devisa negara di Hong Kong.
9. Semoga tulisan singkat ini mampu menjadi klarifikasi.
6 Rabiul Akhir 1439
24 Desember 2017
Abdul Somad