Ustadz Gay Sodomi 14 Santri Diiming-imingi Game Online
Seorang ustadz berinisial MS di Pondok Pesantren (Ponpes) M Natsir, Batu Bagiriak Jorong Galagah, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar), dilaporkan ke polisi. Dia diduga menyodomi sejumlah santri laki-laki. Kasus ini sudah dilaporkan oleh orangtua korban sejak 27 Mei 2021.
"Ada tiga korban sejauh ini yang melapor," kata Kasat Reskrim Polres Solok Arosuka Iptu Rifki Yudha Ersanda, Selasa 15 Juni 2021.
Polisi masih mencari keberadaan MS yang diduga melarikan diri sejak 24 Mei lalu. "Tersangka saat ini belum kita temukan. Masih kita cari. Karena ada jeda waktu antara saat kejadian dengan korban melapor, sehingga memungkinkan yang bersangkutan untuk lari," jelas Rifki.
Korban Kesakitan saat BAB
Rifki menjelaskan, perbuatan MS terungkap usai orangtua salah satu korban curiga melihat anaknya sakit saat buang air besar. Orangtua korban langsung membuat laporan polisi. "Kita sudah memeriksa pihak-pihak terkait, baik korban maupun pihak yayasan dan pengasuh pondok," ucap Rifki.
Iming-iming Game Online
Dalam menjalankan aksinya, MS membujuk para korban bermain game online di gawainya yang baru dibeli. "Dibujuk dengan main game online. Anak-anak ini dibawa ke kamarnya," kata Rifki.
Tersangka MS baru saja membeli sebuah gadget jenis tablet. Dia kemudian merayu para korban dengan membiarkan mereka bermain menggunakan tablet tersebut, dengan syarat bersedia menjadi pelampiasan nafsu bejat tersangka.
Korban Usia 10-12 Tahun
Rifki menyebutkan berdasarkan hasil laporan sampai saat ini jumlah korban tindakan pencabulan tersebut sebanyak tiga orang anak di bawah umur yang berusia 10-12 tahun. Saat ini anak-anak itu sudah melakukan tes visum et repertum.
"Tiga orang anak itu merupakan anak dari warga yang tinggal di sekitar lingkungan asrama pondok pesantren," ujar dia.
Bupati Solok Beri Trauma Healing
Bupati Solok, Epyardi Asda, mengaku prihatin atas kasus pelecehan seksual yang terjadi di Ponpes M Natsir. Bupati mendapat laporan dari Wali Jorong atau aparat kepala kampung. Dia mendapat laporan ada belasan santri yang menjadi korban.
"Saya beberapa kali didatangi warga Alahan Panjang. Mereka menyampaikan kasus tersebut dan meminta bantuan agar dapat penanganan. Kalau dari laporan yang saya terima, ada 10-14 santri yang menjadi korban (sodomi), namun yang baru membuat laporan ada tiga orang," kata Epyardi.
Ia mengaku sudah memerintahkan pihak Kecamatan Lembah Gumanti dan Dinas Kesehatan Kabupaten Solok memberikan trauma healing kepada para santri.
Advertisement