Siang Jualan Ikan Hias, Malam Ngajar Ngaji
Berjualan ikan hias dilakoni Wisnu Cahyo Sampurno, 25 tahun di sela kesibukannya mengajar di Pondok Pesantren (Ponpes) Langitan, Widang, Tuban.
Siapa sangka dari usaha yang bermula dari hobi memelihara ikan itu menjadi peluang bisnis menggiurkan.
"Sejak kecil memang suka pelihara ikan hias. Saat nyantri di Pondok Langitan juga memelihara ikan hias," kata Wisnu.
Tidak hanya hobi memelihara ikan, Wisnu yang di lingkungan Ponpes Langitan akrab dengan sapaan Gus Nawawi juga paham betul tentang jenis, habitat dan cara perawatan ikan hias.
Sejak dua tahun terakhir Wisnu membuka stand ikan hias di Kelurahan Banaran, Kecamatan Babat. Beragam jenis ikan hias di tempatkan di kotak-kotak aquarium yang di pajang di teras depan rumah.
Pembelinya dari anak kecil sampai orang dewasa kolektor ikan hias. Mereka bisa langsung memilih ikan hias sesuai selera.
"Pembelinya mayoritas memang anak-anak. Biasanya untuk mainan atau ditempatkan di bak kamar mandi," cetus ujarnya yang sejak kecil nyantri di Ponpes Langitan itu.
Ikan hias yang biasa dibeli anak-anak katagori ikan anakan yang memiliki ukuran tubuh mungil dengan warna-warna yang mencolok. Harganya juga relatif murah antara Rp500-Rp 5000 perekor.
Untuk jenis ikan hias ini diantaranya adalah ikan Moly yang dihargai Rp1.500-Rp3.000 perekor, Nila Albino dihargai Rp Rp500-Rp5.000 perekor, ikan neon harganya Rp1.000-Rp10.000 perekor.
Di lapak jualannya Wisnu juga menjual jenis ikan katagori mahal untuk para kolektor ikan seperti ikan Arwana Silver yang dijual dengan harga Rp50 ribu - Rp500 ribu, Arwana Super Red harganya Rp 250 ribu-Rp 3,5 juta, ikan koi harganya Rp Rp5.000-Rp2 juta.
"Harga tersebut bisa lebih tinggi lagi tergantung dari ukuran, berat dan umur ikan," cetus pria asal Luhuk, Sulawesi Selatan ini.
Ada resep bagi pemelihara ikan agar ikan tidak cepat mati. Menurut Wisnu selama ini sering terjadi salah kaprah. Agar ikan dalam aquarium selalu sehat makan sering mengganti air dalam aquarium.
"Agar ikan tetap sehat dan tidak gampang mati air dalam aquarium jangan sering-sering diganti. Idealnya dua minggu sekali air diganti," katanya.
Ikan lebih suka dengan kondisi air yang agak keruh karena seperti habitat aslinya. Selain itu diatur keruh juga banyak renik-renik pakan untuk ikan.
Untuk pasokan ikan hias selama ini Wisnu melakukan budidaya sendiri. Beberapa petak kolam ikan dibuat di belakang rumahnya. Selain dari budidaya untuk memenuhi tingginya permintaan pelanggan Wisnu juga mendatangkan ikan hias dari Surabaya dan Kediri.
"Selain menjual langsung saya juga mensuplay lima penjual ikan di Babat dan Lamongan," urai Wisnu.
Dari hasil penjualan ikan dalam sehari Wisnu bisa mendapatkan omzet Rp200 ribu hingga Rp300 ribu perhari. Nominal itu masih ditambah dengan penjualan ke para agennya yang bisa mencapai Rp1 juta perminggu.
Pekerjaan berjualan ikan di jalani Wisnu dari pagi sampai sore hari. Selepas itu ia harus menjalani rutinitas lainnya yaitu mengajar para santri di Ponpes Langitan yang telah dijalaninya selama 7 tahun. (tok)
Advertisement