Rencana Terowongan Istiqlal - Katedral, Ini Respon Uskup Agung
Uskup Agung Keuskupan Jakarta Mgr Ignatius Kardunal Suharyo mengapresiasi rencana pembuatan terowong sulaturahmi. Jalan bawah tanah ini akan menghubungkan halaman Masjid Istiqlal dengan Gereja Katolik Katedral.
"Dengan adanya terowongan yang oleh Presiden Joko Widodo dinamakan terowongan silaturahmi, akan lebih mendekatkan hubungan sosial antara Istiqlal dengan Katedral," kata Kardinal Suharyo kepada ngopibareng.id Jumat 7 Februari 2020.
Menurut Kardinal, hubungan antara jamaah Masjid Istiqlal dengan jemaat Gereja Katedral cukup harmonis, saling menghormati. Tidak pernah terjadi gesekan sekecil apapun.
Cerita Uskup Agung Jakarta, pernah hari Raya Idul Adha jatuh pada hari Minggu. Gereja Katedral akhir menunda misa pagi, supaya halaman parkir di Katedral bisa digunakan oleh jamaah salat Ied di Istiqlal.
"Itu salah satu contoh kecil betapa harmonisnya hubungan Istiqlal dengan Katedral," ujar Suharyo.
Sementara Menteri PU-PR Basuki Harjomuljono menjelaskan terowongan yang disetujui Presiden itu akan menghubungkan halaman Istiqlal dengan halaman gereja.
"Bukan Masjid Istiqlal tembus Gereja, jangan salah," pesan Menteri Basuki.
Dua tempat ibdah agama berbeda yakni Madjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta sebelumnya diberitakan akan dihubungkan melalui terowongan.
Presiden Joko Widodo menyetujui usulan pembuatan jalan bawah tanah yang menghubungkan tempat ibadah umat Islam dengan tempat ibadah umat Katolik tersebut.
Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral memang berlokasi berseberangan dan hanya dipisahkan jalan raya. Masing-masing tempat ibadah ini menyediakan lahan parkir untuk keperluan hari raya.
"Tadi ada usulan dibuat terowongan dari Masjid Istiqlal ke Katedral. Tadi sudah saya setujui sekalian, sehingga ini menjadi sebuah terowongan silaturahmi," kata Jokowi saat meninjau proyek renovasi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat 7 Februari 2020.