Uskup Agung Jakarta: Pilih Calon Pimpinan dengan Hati Nurani
Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo berpesan kepada umat Katolik agar tidak menyia-nyiakan suaranya dalam pemilihan umum (Pemilu) dan memilih calon pemimpin dengan hati nurani.
"Silakan memilih dengan cerdas menurut hati nurani. Nasehat dalam rangka kepedulian adalah seperti apa pun atau siapa pun yang akan terpilih dan diumumkan lembaga berwenang, kita harus menerima," kata Kardinal Suharyo di Gereja Katedral Jakarta, Senin.
Suharyo mengatakan sebagai makhluk Tuhan sudah semestinya memiliki kepedulian, baik itu terhadap sesama, lingkungan, dan tanggung jawab terhadap kehidupan bernegara.
Kepedulian terhadap kehidupan bernegara salah satunya tercermin dengan ikut menyukseskan pelaksanaan Pemilu.
Kendati pilihan berbeda, kata dia, tak boleh sedikit pun mengorbankan persatuan dan persaudaraan. Masyarakat juga tidak boleh terpecah oleh isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Betapa kuatnya persatuan itu, ini yang harus kita jaga dalam kondisi apa pun. Jangan pernah mengorbankan persatuan dan persaudaraan," kata dia.
Di samping itu, Kardinal juga meminta umat untuk turut mengawal jalannya pemerintahan setelah terpilih pemimpin baru kelak, demi mewujudkan cita-cita kemerdekaan.
"Kalau kita menerima siapa pun yang terpilih, lalu belum selesai sebagai WNI bertanggung jawab, harus kritis mengawal pemimpin yang telah dipilih menuju cita-cita kemerdekaan," kata dia.
Sebelumnya, Kardinal Suharyo menyoroti tingginya angka stunting, efek gas rumah kaca, hingga waste food (makanan terbuang) saat menyampaikan pesan Misa Natal 2023.
Kardinal mengatakan tugas menurunkan angka stunting, efek rumah kaca, dan makanan terbuang memang menjadi urusan pemerintah. Namun sebagai makhluk Tuhan, manusia harus bersama-sama untuk bertindak nyata dalam menekan segala permasalahan tersebut.
Uskup Agung Jakarta juga mengangkat sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa di Indonesia setiap tahun jumlah makanan yang dibuang sebagai sampah kalau dihitung dengan rupiah, jumlahnya mencapai sekitar Rp330 triliun. Sementara di negeri tercinta ini masih ada yang kelaparan.
Advertisement