Usia Jembatan Widang 40 Tahun Lebih
Dinas Perhubungan Lamongan, Jawa Timur menyatakan jembatan Widang, di Kecamatan Widang, Tuban, dibangun pada 1974, namun selalu memperoleh perawatan dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR.
"Jembatan Widang ini selalu memperoleh pengecekan dan perawatan secara rutin karena masuk jembatan yang usianya sudah 20 tahun," kata Kepala Dinas Perhubungan Lamongan Akhmad Farikh, Selasa, 17 April 2018.
Ditanya penyebab ambrolnya jembatan Widang sisi barat itu, ia tidak mau menjelaskan. Sementara Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin memperkirakan faktor utama ambrolnya jembatan Widang adalah karena sudah tua.
Jembatan Widang bagian barat di Kecamatan Widang, Tuban, ambrol Selasa sekitar pukul 11.05 WIB. Tiga truk dan sebuah sepeda motor tercebur ke dalam sungai Bengawan Solo, sedangkan seorang pengemudi truk bernama Muklisin (48), asal Desa Banter, Kecamatan Benjeng, Gresik, meninggal dunia akibat insiden ini.
Seorang pengemudi truk lainnya bernama Samsul Arif (52) asal Trowulan, Mojokerto, selamat tetapi menderita luka-luka akibat truknya masuk Bengawan Solo.
Korban lainnya yaitu Afifudin (20), warga Desa Sumurgenuk, Kecamatan Babat, Lamongan dan Ubaidillah Maksum, asal Desa Rembes, Tuban, yang juga ikut tercebur bersama sepeda motornya, tetapi keduanya selamat.
Menurut petugas Puskesmas Widang, Tuban Alimin, yang ikut mengevakuasi korban bahwa satu truk yang tercebur berisi berbagai bahan material sedangkan satu truk lainnya berisi pasir.
Meskipun jembatan Widang ambrol, tetapi di bawah jembatan sebelah utara terdapat sebuah warung makanan dan minuman yang dipenuhi pengunjung, termasuk warga yang beristirahat setelah menyaksikan kejadian itu.
Sementara itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, menyatakan akan segera mengidentifikasi penyebab ambruknya jembatan Babat-Widang yang menghubungkan Tuban dan Lamongan.
"Bagi Kementerian Perhubungan memang akan melakukan identifikasi berkaitan dengan ambruknya jembatan itu, bagaimana itu bisa terjadi," kata Budi, seperti dikutip Antara.
Dia mengaku sangat memprihatinkan kejadian yang menimpa pada jembatan kembar itu pada Selasa, 17 April 2018 sekitar pukul 11.05 WIB. Setelah kejadian itu, "Kami akan membuat suatu rekayasa lalu lintas untuk memberikan alternatif jalan bagi aktivitas di sana," katanya.
Selain dia akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam hal ini Komite Keselamatan Konstruksi untuk mekanisme lanjutan. "Sedangkan berkaitan dengan bagaimana selanjutnya jembatan itu tentunya mekanisme di PU itu ada komite keselamatan konstruksi," kata dia.
Terkait kemungkinan hambatan bagi arus mudik, Budi mengatakan akan segera memetakan dan mengevaluasi persoalan itu sesegera mungkin. "Arus mudik akan kita mapping akan kita evaluasi kita akan memberikan suatu solusi lewat mana para pengguna lalu lintas," kata dia.
Pada kesempatan sama, Direktur Pembangunan Jalan Bina Marga Kementerian PUPR A. Ghani Ghazali Akman mengatakan runtuhnya jembatan ini disebabkan usia jembatan yang sudah lebih dari 30 tahun.
"Jadi memang yang terjadi itu adalah runtuhnya jembatan karena kalender jembatan itu yang sudah cukup lama dari dulu memang sudah ada jembatan itu dan diduplikasi oleh jembatan rangka, rangkanya sekarang masih berdiri tidak jatuh," katanya.
Komite Keselamatan Konstruksi akan mempelajari kasus ini untuk segera memperbaiki agar dapat beroperasi kembali. Ia mengatakan, pada dasarnya jembatan ini memang sudah diprogramkan untuk diganti bersamaan dengan jembatan serupa di jalur Pantura dari mulai Jawa Barat hingga Jawa Timur. "Nanti akan segera diperbaiki," katanya. (ant/wit)