Usai Terima Bantuan Uang Puluhan Juta, Alif Hidayat Bocah Makan Nasi dan Garam yang Viral Menghilang
Alif Hidayat, bocah berusia 5 tahun yang juga akrab disapa Alip, kebanjiran bantuan setelah kisah kemiskinannya tentang berbuka puasa dengan nasi-garam jadi viral. Bantuan itu dari sembako, ayam kecap, hingga sepeda.
Viralnya kisah Alif berlanjut pada laman donasi di kitabisa.com. Hingga Senin (28/5/2018) pukul 15.45 WIB, donasi yang terkumpul mencapai lebih dari Rp 39 juta. Jumlah itu sudah melebihi target awal, yaitu Rp 20 juta. Penggalangan dana ini rencananya masih akan dibuka hingga sebelas hari ke depan.
Selain penggalangan dana di kitabisa.com, bantuan datang secara pribadi setiap harinya. Bahkan, Pemkot Kota Tangerang mengerahkan Dinas Sosial untuk membantunya.
Belakangan, warga yang ingin memberikan bantuan kecewa. Rumah kontrakan Alif dan neneknya tinggal di rumah gubug di RT 04/03 kampung Cacing, Gang Perjuangan, Tanah Gocap, Karawaci, Tangerang, Banten itu sudah sepi.
Rumah dalam kondisi kosong ditinggalkan penghuninya dengan pintu digembok dari luar dan lampu bagian atas yang menyala.
Sosok Alif pun menghilang begitu saja setelah mendapat bantuan banyak dari berbagai pihak. Tetangga Alif, Taryono (41) mengaku tidak terlalu mengenal sosok Heni. Karena ia jarang bersosialisasi dengan tetangga sekitar.
“Saya tidak mengenal dia, walaupun tetanggaan dia tidak pernah ngobrol sama tetangga. Cuma dari kemarin aja banyak yang mencari dia,” ucapnya, Kamis 31 Mei 2018.
Taryono mengatakan, sebelum menghilang ia sempat melihat Heni keluar rumah untuk berbelanja makanan. Namun, ia mengaku tidak tahu perginya kemana. “Dia keluar rumah paling juga beli makan, tapi tidak tahu ke mana dan nggak kembali ke rumah,” sebutnya.
Kondisi kediaman Alif kini sangat memprihatinkan. Rumah yang berlokasi di sebelah aliran sungai Cisadane sudah tidak layak lagi ditinggali. Bahkan dinding bagunan seluas 3×4 meter persegi yang terbuat dari anyaman bambu tersebut sudah bolong pada bagian sisinya.
Terpisah pemilik rumah Ahmad Pauji mengaku, Alif bersama neneknya sudah empat bulan tinggal di sana.
Selama empat bulan Heni kerap tidak melengkapi pembayaran sewa rumah lantaran untuk menutupi biaya kehidupan sehari-hari. “Perbulannya bayar Rp 200 ribu, tapi kadang-kadang hanya membayar Rp 150 ribu,” ucapnya.
Ahmad Pauji mengatakan saat ini Heni sudah tidak lagi tinggal di lokasi tersebut. “Senin (28/5) sore sih Heni pamit untuk pindah ke Pluit, Jakarta Utara,” pungkasnya.
Kepergian Alif rupanya disaksikan oleh Ketua RT 04/03 tempat Alif tinggal, Kadir. Ia menerangkan Alif bersama neneknya pergi dari rumah usai dijemput seseorang menggunakan mobil Toyota Avanza.
Kepergian Alif dan neneknya diketahui Kadir usai bedug Magrib, Senin (28/5). “Setelah magrib lah, si ibu (nenek Alif) djemput sama orang naik Avanza,” kata Kadir yang mengaku tinggal di sebelah rumah Alif dan neneknya.
Kadir menjelaskan selain membawa cucu kesayangannya, Heni juga membawa tas berukuran besar. Ia sempat menanyakan perihal kepergian Alif dan neneknya karena penasaran.
“Pasa saya tanya, mau kemana Bu? Dia bilangnya mau pindah ke kampung, pusing disini ditanyain terus,” jelas Kadir seraya menirukan nenek Heni.