Usai Nabi, Majalah Charlie Hebdo Buat Karikatur Cabul Erdogan
Majalah Prancis Charlie Hebdo kembali membuat ulah. Setelah mengunggah ulang karikatur Nabi Muhammad pada 1 September 2020, kini Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang jadi korban rasisme.
Cover karikatur Charlie Hebdo edisi Rabu yang dirilis daring pada Selasa, 27 Oktober 2020, menunjukkan Erdogan memakai kaos dan celana pendek, memegang minuman, lalu tangan kirinya mengangkat baju wanita berhijab sampai bokongnya terlihat.
Menurut AFP, karikatur Erdogan itu mengatakan, "Ooh, nabi!", dalam balon kata. Sementara judulnya mengatakan, "Erdogan: Saat waktu pribadi, dia sangat lucu'.
Sebelumnya Erdogan menyatakan memboikot barang-barang asal Prancis mengikuti negara-negara Islam lainnya yang protes pada Macron. "Jangan pernah menghargai barang-barang berlabel Prancis, jangan membelinya," seru Erdogan.
Pernyataan Macron setelah pembunuhan kepala guru sekolah Prancis Samuel Paty oleh tersangka Muslim bulan ini, dinilai menyudutkan Islam.
Paty membahas karikatur Nabi Muhammad S.A.W saat mengajar di kelas kemudian memicu protes dari sejumlah orang tua murid yang merupakan Muslim. Paty diserang dan dipenggal saat pulang kerja pada 16 Oktober, polisi kemudian menembak mati pelaku.
Macron bersumpah Prancis tetap solid pada tradisi dan hukum sekulernya yang menjamin kebebasan berbicara yang memungkinkan publikasi anti-Muslim seperti dilakukan Charlie Hebdo dapat dilakukan.
Turki bereaksi keras dan menyebut karikatur itu untuk menyebarkan rasisme dan kebencian.
"Kami mengutuk upaya paling menjijikkan dari publikasi ini untuk menyebarkan rasisme dan kebencian budaya," tulis Fahrettin Altun, petinggi asisten pers Erdogan, melalui Twitter @fahrettinaltun.
"Agenda anti-Muslim Presiden Prancis Macron membuahkan hasil! Charlie Hebdo baru saja menerbitkan serangkaian yang disebut kartun penuh dengan gambar-gambar tercela yang konon adalah presiden kita," tulis Altun lagi.
Karikatur cabul Erdogan menambah aksi Charlie Hebdo setelah pada 1 September menerbitkan kembali kartun Nabi Muhammad meski pada 2015 karya mereka itu sempat memancing serangan yang membunuh 12 orang termasuk beberapa kartunis terkenal di Prancis.