Usai Menghadap Jokowi, Begini Pernyataan Ketua Muhammadiyah soal Politik
"Tapi kalau boleh, Muhammadiyah mengajak, pada seluruh institusi agama dan keulamaan tetap menjadi basis bagi kekuatan moral yang mengharapkan bangsa ini lebih luhur."
Setiap institusi agama tidak digunakan menjadi alat kepentingan politik. Hal itu disampaikan Haedar melihat fenomena menjelang pemilu 2019, dimana institusi agama justru digunakan oleh kelompok tertentu sebagai kepentingan politik mereka.
"Tidak perlu menggunakan institusi keagamaan untuk kepentingan tertentu," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.
Haedar mengungkapkan hal itu, usai mendampingi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Istana Negara, Jakarta, Senin 6 Agustus.
Setiap warga negara, termasuk ulama, menurut Haedar, mempunyai hak untuk berpolitik. Setiap kekuatan politik juga, lanjut dia, memerlukan dukungan ulama sebagai basis sosial dan agama.
Tapi kalau boleh, Muhammadiyah mengajak, pada seluruh institusi agama dan keulamaan tetap menjadi basis bagi kekuatan moral yang mengharapkan bangsa ini lebih luhur.
“Dalam hal ini, kami memastikan Muhammadiyah tidak akan masuk ke politik praktis dengan bicara mengenai orang per orang. Menjelang pemilu 2019, Muhammadiyah lebih memilih bicara mengenai masa depan bangsa secara menyeluruh,” tegasnya. (adi)
Advertisement