Usai membesuk terdakwa pencemaran nama baik lewat ujaran 'idiot' Ahmad Dhani, calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno mengaku prihatin, ia bahkan menyebut negeri ini telah menjadi negara narco state. Hal itu menyusul kondisi Rutan Klas 1 Surabaya, Madaeng, Sidoarjo yang menurutnya membeludak dan over capacity. Sandi mengklaim dari kapasitas 700 orang, Rutan Medaeng itu dihuni 2900 tahanan. 80 persen di antaranya, kata dia, adalah tahanan kasus narkoba. "80 persen di antaranya dari penggunaan narkoba. Ini jadi catatan kita ini terjadi di seluruh lapas, yang sudah dibanjiri oleh para napi yang terkana kasus narkoba sebagai pengguna, dan kita sudah menjadi narco state, negara yang daruruat terhadap narkoba," kata Sandi, Sabtu, 16 Februari 2019. Sandi mengatakan, kondisi rutan atau lapas akan semakin buruk dan terus membludak, sebab pengguna narkoba di Indonesia juga terus meningkat. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini pun mengibaratkan bahwa rutan tersebut bagai kapal yang hendak karam, bila dibiarkan, rutan itu bahkan bisa mengorbankan nyawa para tahanan. "Ibarat kapal, kapal yang hanya bisa mengisi 100 penumpang sekarang diisi lebih dari 500 penumpang. Berarti ini akan mengakibatkan kapal ini kecelakaan, karam mungkin berkibat banyak sekali masyarakat yang akan kehilangan sanak saudaranya," kata dia. Terhasap kondisi rutan lapas tersebut, nantinya ia bersama Prabowo Subianto juga menyoroti permasalahan ini ke depannya. "Karena kondisi keadaan di dalam lapas sendiri sangat memprihatinkan. Itu yang juga perlu kita soroti," pungkasnya. Sementara itu, Karutan Klas 1 Surabaya, Medaeng, Sidoarjo Teguh Pamuji, membenarkan bahwa rutan yang dikelolanya kini memang tengah dalam kondisi yang over capacitiy. "Ya memang isi Rutan Medaeng ini kan sudah 2944 orang hari ini Mas. Sedangkan kapasitas cuman 504. Jadi sudah nggak inilah, sudah penuh betul," kata Teguh, saat dikonfirmasi. Tak hanya itu, Teguh juga membenarkan bahwa 80 persen penghuni di Rutan Medaeng juga merupakan tahanan dengan kasus narkoba. "Iya benar mas 70-80 persen, memang mereka tersangkut narkoba selebihnya kriminal pencurian, penipuan, pemerkosaan pembunuhan," ucap dia. Solusinya, kata dia, pihaknya pun telah melakukan sortir tahanan dari Rutan Medaeng ke lapas lain, setiap pekannya. "Saya sudah melakukan pemindahan warga binaan ini ke sejumlah lapas rutan di Jatim setiap minggu bisa 2 sampai 3 kali. Itu sudah dari dulu dilakukan," kata Teguh. (frd)