Usai Hina Kiai NU PKI, Salim Akui Perbuatannya dan Minta Maaf
Usai terlibat cekcok dengan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama, Salim Ahmad (65) akhirnya meminta maaf dan mengakui perbuatannya yang telah menghina Rais Syuriah PWNU Jatim, KH Nuruddin A. Rahman dengan sebutan 'PKI'.
Hal tersebut dibenarkan oleh perwakilan massa Banser yang juga Sekretaris Lesbumi PWNU Jatim, Ahmad Zazuli. Ia mengatakan, hal itu disampaikan Salim saat proses tabayyun di Mapolrestabes Surabaya.
"Iya Salim sudah mengakui dan meminta maaf," kata Zazuli, saat dikonfirmasi, Jumat, 14 Juni 2019.
Selain mengakui perbuatannya dan meminta maaf, Zazuli mengatakan, Salim juga menulis surat dan membuat video pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan serupa.
"Ya, ucapan itu (sebutan PKI), menurut yang di dengar saudara semua ini benar," aku Salim, dalam tayangan video tersebut.
"Atas kesalahan ucapan kami dan insyaallah ucapan kami tidak terulang lagi. Insyaallah sampai di sini sampai akhir hayat, sampai Khusnul Khotimah. Saya tidak akan mengucapkan hal-hal yang salah, baik dari kalangan Banser NU maupun kalangan ulama-ulama kami ahlu sunnah wal jamaah," sambungnya.
Kendati demikian, kata Zazuli mekanisme tabayyun ini masih dalam peninjauan oleh PC GP Ansor Surabaya, dan belum bersifat final. Polisi kata dia juga masih mendalami dugaan tersebut.
Sebelumnya, sejumlah massa Banser 'memanas' lantaran Salim Ahmad menyebut Kiai Nuruddin sebagai 'PKI'. Hal itu terjadi usai persidangan kasus pencemaran nama baik terdakwa Sugi Nur Raharja alias Gus Nur, di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis, 13 Juni 2019.
"Kiai Nuruddin lewat, terus dia bilang 'PKI lewat-PKI lewat'," kata salah satu saksi, Abdurrohman, yang juga anggota Banser Kecamatan Waru, Sidoarjo.
Banser yang mengetahuinya, lantas mengepung PN Surabaya, sebab Salim sempat tak mengakui perbuatannya. Ia kemudian dibawa ke Polrestabes Surabaya untuk proses tabayyun dengan perwakilan massa Banser. (frd)
Advertisement